|
|
Sinopsis Buku: �Aku takkan menghalangi kebahagiaanmu, Fanny... Aku takkan berjalan bersama Mr. Sydney lagi. Aku akan menghindar dan mengambil jalan berputar supaya kami tidak bertemu, sehingga kau tidak akan sakit hati...�
Itulah keputusan Polly Milton, setelah ia mengetahui rahasia perasaan Fanny, teman baiknya. Polly pun memilih untuk melewati jalan-jalan belakang yang membosankan tanpa taman bersimbah cahaya pagi, demi menghindari seseorang yang dulu selalu mencerahkan hari-harinya. Seorang pemuda baik hati yang banyak disukai gadis-gadis.
Polly merasa, pengorbanannya tak akan mengurangi apapun. Ia tetap bisa berbahagia dengan kegiatannya mengajar musik, menjahit pakaian, dan membaca buku. Tidak seperti Fanny dan teman-temannya, Polly memang gadis yang sangat bersahaja. Polly juga yakin, cinta yang tulus pasti akan ia temukan dengan sendirinya, di saat yang tepat.
Namun benarkah Polly mampu melupakan Mr. Sydney? Atau akankah ada pemuda lain yang mampu menambat hatinya?
Resensi Buku:
Buku Lainnya oleh Louisa May Alcott:
| Rp 49.000 Rp 41.650 Karya klasik yang tak lekang oleh waktu ini bercerita tentang kehidupan empat bersaudari, suatu masa di Concord, Massachusetts. Meg, si cantik ... [selengkapnya] | | Rp 39.800 Rp 33.830 “Di manakah Cinderella? Ini sepatunya. Sudah saatnya ia memiliki sepasang sepatu baru. Tampaknya sepatu kaca sekarang sudah tidak bisa bertahan ... [selengkapnya] | | Rp 45.000 Rp 38.250 “Aku tahan menghadapi para bibi, tapi ada puluhan sepupu, yang semuanya laki-laki, dan aku benci anak laki-laki! Bagiku, anak laki-laki adalah ... [selengkapnya] | | Rp 59.000 Rp 50.150 Meg kini telah menikah. Sebagai istri, dia banyak belajar kadang-kadang dengan hati nelangsa bahwa kehidupan berkeluarga tidak selalu mudah dan ... [selengkapnya] |
Lihat semua buku yang dikarang oleh Louisa May Alcott »
| Tentang Pengarang:
Louisa May Alcott was born in Germantown, Pennsylvania on November 29, 1832. She and her three sisters, Anna, Elizabeth and May were educated by their father, philosopher/ teacher, Bronson Alcott and raised on the practical Christianity of their mother, Abigail May.
Louisa spent her childhood in Boston and in Concord, Massachusetts, where her days were enlightened by visits to Ralph Waldo Emerson�s library, excursions into nature with Henry David Thoreau and theatricals in the barn at Hillside (now Hawthorne�s "Wayside").
Like her character, Jo March in Little Women, young Louisa was a tomboy: "No boy could be my friend till I had beaten him in a race," she claimed, " and no girl if she refused to climb trees, leap fences...."
For Louisa, writing was an early ... [ selengkapnya]
|
Buku Sejenis Lainnya:
oleh Rizka Amalia
Rp 49.000 Rp 41.650 An selalu terganggu dengan sikap ayahnya yang seolah membencinya. Apa gara-gara An ... [selengkapnya] | oleh A.H. Igama
Rp 35.000 Rp 28.000 KREEEKKK!
Kotak musik tua itu terbuka. Berbarengan dengan boneka kecil yang keluar, terdengar sebuah lagu mengalun. Iramanya ... [selengkapnya] | oleh Yuli Badawi , Hermawan Aksan
Rp 69.000 Rp 58.650 Tidak semua orang pernah ditawari merawat bayi orang lain
Namun, itulah yang dialami Yuli. Bukan hanya sekali, tetapi lima ... [selengkapnya] | oleh Jodi Picoult
Rp 101.000 Rp 85.850 Setiap orangtua hanya berharap bisa mendapat bayi yang sehat. Demikian pula dengan Charlotte dan Sean O Keefe. Namun, kenyatannya tidak begitu. Di ... [selengkapnya] |
Lihat semua buku sejenis »
Advertisement
|
|