|
|
Sinopsis Buku: "Demokrasi itu harga mati.
Demokrasi itu kebenaran sejati.
Demokrasi itu la roiba fi h, tak ada keraguan padanya."
Dengan pandangan yang jernih, Cak Nun mengulas masalah demokrasi dinegeri kita. Demokrasi itu bak �perawan�, yang merdeka dan memerdekakan. Watak utama demokrasi adalah �mempersilakan�. Tidak punya konsep menolak, menyingkirkan, atau membuang. Semua makhluk penghuni kehidupan berhak hidup bersama �si perawan� yang bernama demokrasi, bahkan berhak memperkosanya: yang melarang memperkosa bukan si perawan itu sendiri, melainkan �sahabat�-nya yang bernama moral dan hukum.
Di mata Cak Nun, berbagai persoalan apa saja menjadi sangat menarik. Dengan rasa nasionalisme yang tinggi mengulas masalah pemilihan presiden, golput, paguyuban ahli surga, bahkan menyentil negeri kita layaknya Gatotkaca gagah perkasa tetapi menderita sakit lupus. Dan yang tak kalah penting, bagaimana soal Islam Indonesia yang bersikap �look up� kepada Timur Tengah, sementara Timur Tengah cenderung �look down� kepada Islam Indonesia. Bagaimana sikap kita terhadap masalah ini?
Seluruh tulisan Cak Nun memberikan ketenangan batin, mencerahkan hati dan pikiran kita. Memberikan jalan bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap berbagai persoalan di negeri kita atau mengenai negara lain.
Resensi Buku:
Buku Lainnya oleh Emha Ainun Nadjib:
| Rp 54.000 Rp 45.900 Ternyata sejak tahun 1970-an Emha Ainun Nadjib sudah memiliki pemikiran yang jauh ke depan mengenai bangsa kita.
Emha sangat bersedih bahwa "zaman ... [selengkapnya] | | Rp 48.000 Rp 40.800 Allah begitu sabar terhadap manusia, cinta dan romantisme-Nya tidak berdasarkan kekuasaan belaka. Allah pun mempunyai rasa "memiliki" terhadap ... [selengkapnya] | | Rp 45.000 Rp 38.250 Apa yang menjadi sorotan Emha Ainun Nadjib melalui bukunya ini? Emha menuliskan kegelisahannya soal reog, batik, lagu Rasa Sayange yang diakui ... [selengkapnya] | | Rp 45.000 Rp 38.250 Apa yang ingin disampaikan Cak Nun melalui bukunya ini? Sebagai budayawan sekaligus pekerja sosial, Cak Nun ingin memberikan kado cinta kepada sesama ... [selengkapnya] |
Lihat semua buku yang dikarang oleh Emha Ainun Nadjib »
| Tentang Pengarang:
Emha Ainun Nadjib,lahir di Jombang, Jawa Timur, pada tanggal 27 Mei 1953, sebagai anak keempat dari 15 bersaudara. Ia mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Gontor dan meneruskan ke Universitas Gadjah Mada (hanya sebentar). Pada 1970 - 1975 hidup menggelandang di Malioboro, Yogya, ketika belajar sastra kepada guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi. Dan pernah menjadi redaktur harian Masa Kini (Yogyakarta), pemimpin Teater Dinasti (Yogyakarta), dan grup musik Kyai Kanjeng hingga kini. Ia mengikuti berbagai festival puisi antara lain di Belanda dan Jerman. Karyanya yang diterbitkan Gramedia adalah Trilogi Doa Mencabut Kutukan. [ selengkapnya]
|
Buku Sejenis Lainnya:
Lihat semua buku sejenis »
Advertisement
|
|