|
Sinopsis Buku: Eliana (Cover Baru)
Selamat datang di dunia yang tidak pernah kalian bayangkan. Di mana rasa ingin tahu, proses belajar, menyatu dengan kepolosan, kenakalan, hingga isengnya dunia anak-anak. Selamat datang di sebuah petualangan hebat, ketika persahabatan, pengorbanan, dan pemahaman yang baik atas kehidupan tumbuh dari wajah-wajah ceria terus melekat hingga mereka tumbuh dewasa. Adalah Eliana, anak sulung Mamak yang pemberani, bersama tiga rekannya, membentuk geng dengan sebutan 'empat buntal'. Berempat mereka kompak, bahu-membahu melewati hari-hari seru, kejadian suka-duka, pantang menyerah. Bahkan, melawan kerakusan di kampung kecil dengan sabuk sungai, dikelilingi hutan, dan dibentengi bukit-bukit hijau. Adalah Mamak yang membesarkan anak-anak dengan disiplin tinggi, tegas, akhlak tidak tercela, serta tanpa kompromi. Dan adalah Bapak yang selalu riang, memberikan teladan dari perbuatan, serta selalu bijak menyikapi masalah. Eliana buku ke-4 dari Serial Anak-anak Mamak, setelah Burlian (buku ke-2), Pukat (buku ke-3), dan berikutnya Amelia (buku ke-1 yang terbit 2011). Inilah serial terbaik untuk memahami kasih-sayang keluarga, kesederhanaan, serta keteguhan tekad berbuat baik. Selamat datang di dunia yang semoga kita temukan dalam kehidupan keluarga masa depan yang lebih baik. "Jangan pernah membenci Mamak kau, Eliana. Karena kalau kau tahu sedikit saja apa yang telah seorang Ibu lakukan untukmu, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian Bumi Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak. Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan. Namaku, Raib. Dan aku bisa menghilang. Buku pertama dari serial "BUMI". Rembulan Tenggelam di Wajahmu Satu lagi novel Tere Liye yang membuat aku menemukan sesuatu" (Novel Tere Liye yang pertama kubaca adalah "Hafalan Sholat Delisa". Semoga di lain wktu bisa kutulis review-nya ). Novel ini dikemas dalam alur perjalanan menuju kematian yang sarat misteri. Meskipun misteri ini terkadang membuat dahi berkerut (karena menurutku penulis sangat berani menghadirkan "tokoh malaikat" plus setting cerita di luar alam nyata), tapi makna yang terkandung dalam novel ini benar-benar dalam. Penulis berhasil menjawab berbagai pertanyaan besar yang seringkali menjadi beban manusia. Misalnya, "mengapa dunia ini rasanya tidak adil". Mungkin beberapa orang merasakan "kekecewaan dan ketidakadilan" dalam hidupnya sendiri, seperti yang dirasakan tokoh utama dalam novel ini, Ray (Rehan). Ray yang yatim piatu sejak. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |