|
Sinopsis Buku: Selepas kewibawaan Jenghiz Khan surut ke belakang dan digantikan generasi berikutnya, kekaisaran Mongol menjadi tahta yang tak henti diperebutkan. Konflik terselubung para pewaris tahta tak lepas dari konspirasi dan intrik politik..
Arghun Khan, generasi ketiga Jenghiz Khan, menjadi Kaisar setelah ayahnya, Kaisar Tuqluq Timur Khan, terbunuh. Semangat ekspansi Jenghiz Khan merasuk pada diri Arghun Khan, bahkan ia berambisi menaklukkan Jerusalem untuk mengangkat reputasi bangsa Mongolia, jauh melebihi gerakan yang pernah dilakukan Jenghiz Khan. Namun, dalam gerakan penaklukan dan usaha meluaskan wilayah kekuasaan dengan ambisi yang begitu besar, selalu rakyat yang menjadi korban. Termasuk di dalamnya masyarakat Muslim, yang sejak Khalifah Rasyidin telah menyatu dengan bangsa Mongolia sebagai warga minoritas. Bagi masyarakat Muslim Mongol, membiarkan gerakan ekspansi berarti juga menyiapkan kuburan massal. Maka, tak ada pilihan, perlawanan harus dilakukan. Pada saat bersamaan ada Pangeran Kesatu, kakak Arghun Khan, yakni Takudar Muhammad Khan, pewaris sah kekaisaran Mongol. Meski ia tersisih, menggelandang, dan tak punya kekuatan pasukan, menegakkan kembali kebenaran sejarah dan mengembalikan kekuasaan kekaisaran Mongolia, adalah sebuah hal yang niscaya. Bersama orang-oang Muslim yang menyelamatkannya, Takudar merencanakan perlawanan, menuju Ulan Bataar� merebut tahta�. Sangat filmis. Sinta mampu menghadirkan Mongol pasca Jenghiz Khan dengan sangat memikat. Pun dengan karakter tokoh-tokohnya yang kuat - Chaerul Umam (Sutradara Film) Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |