|
Sinopsis Buku:
Melalui sokongan dana untuk membayar penelitian, para ilmuwan di Indonesia mengikuti agenda negara yang terutama dipusatkan untuk mengeksploitasi sumber daya alamnya yang paling berharga—terutama tanaman pangan ekspor: kina, gula, kopi, teh, karet, dan nila. Hasilnya adalah satu kelas birokrat botani yang Goss juluki sebagai “floracrats”. Dengan menggunakan arsip-arsip dan sejarah lisan, Goss menunjukkan bagaimana para ilmuwan ini berusaha mewujudkan cita-cita Aufklarung alias Pencerahan dari ilmu pengetahuan yang objektif, universal, dan berguna, bahkan ketika mereka mengkhianati cita-cita tersebut karena gagal membagi pengetahuan sains kepada masyarakat umum. Dalam setiap bab, Goss memerinci fase kekuatan dan karakter ilmuwan di Indonesia yang telah berjuang dengan dilema ini, sejak awal era kolonial, melewati kemerdekaan, hingga negara Indonesia modern. Goss menunjukkan betapa kemerdekaan hanya berpengaruh terbatas bagi komunitas ilmuwan, tidak peduli betapa idealisnya ilmuwan itu tetap berpatron pada negara. Memang benar bahwa ilmu pengetahuan adalah alat negara, tetapi negara telah membatasi proses penyerapan ilmu pengetahuan, dan akhirnya gagal untuk memimpin masyarakat, tak mampu berperan sebagai penghubung antara masyarakat dan negara. Ilmu pengetahuan masih menjadi urusan bagi segelintir kaum elite yang memang memiliki minat dan bakat. “Kemampuan analitis yang cerdik dan tajam, Andrew Goss dengan cermat menelusuri bagaimana, kapan, dan mengapa para ahli biologi masa kolonial menganut ajaran pencerahan, kemajuan, dan ilmu pengetahuan.” Ann Laura Stoler, penulis Carnal Knowledge and Imperial Power: Race and the Intimate in Colonial Rule “Kajian ilmu pengetahuan di Hindia Belanda yang cerdas dan elegan, baik ketika Indonesia menjadi jajahan Belanda, dan ketika Indonesia akhirnya dikembalikan ke warga negaranya sendiri. Buku ini cemerlang, cerdas, dan ditulis dengan baik.” Eric Tagliacozzo, penulis Secret Trades, Porous Borders: Smuggling and States along a Southeast Asian Frontier, 1865–1915 Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |