|
Sinopsis Buku: Dalam buku ini, enam intelektual dari beberapa negara memaparkan perjalanan mereka menuju, dan pulang dari, Komunisme. Mula-mula mereka melihat Komunisme dari kejauhan - persis seperti leluhur mereka 130 tahun sebelumnya melihat Revolusi Prancis - sebagai sebuah visi Kerajaan Tuhan di bumi. Mereka mencurahkan bakat mereka untuk bekerja dengan rendah hati demi terwujudnya visi itu. Gairah mereka tak menjadi surut oleh pengingkaran kaum revolusioner profesional atau oleh cemooh lawan-lawan mereka, hingga akhirnya mereka menemukan jurang menganga antara visi priadi mreka tentang Tuhan dan realitas Negara Komunis - dan konflik nurani pun mencapai titik didih.
Andre Gide di Prancis, Richard Wright di Amerika Serikat, Ignazio Silone di Italia, Stephen Spender di Inggris, Arthur Koestler di Jerman, dan Louis Fischer, seorang koresponden asing Amerika, melalui esai-esai autobiografis dalam buku ini menuturkan kisah pencarian mereka memperjuangkan perbaikan nasib kemanusiaan yang mengantar mereka pada Komunisme, yang kemudian berlanjut pada pergulatan pribadi dan perubahan sikap yang menyebabkan mereka menolak Komunisme itu sendiri. Karya klasik yang sekaligus menjadi dokumentasi sejarah ini memberikan banyak hal yang berharga buat masyarakat kita saat ini, terutama untuk bisa lebih bersikap kritis terhadap berbagai gugur pemikiran yang mengusung niat suci untuk memperjuangkan nilai kemanusiaan. Tak sekadar memuja atau mencerca. Karena tak jarang ideologi-ideologi besar itu tak bisa lepas sepenuhnya dari borok dan cacat, yang dapat membuat para pendukungnya yang setia itu kecewa. "Dahsyat, memesona, dan penting dibaca." The Saturday Review "Untuk memahami Perang Dingin dan Stalinisme, buku ini wajib dibaca." Daniel Bell Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |