|
Sinopsis Buku: Islam harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik oleh muslim secara perorangan, kelompok, maupun kesatuan masyarakat, khususnya masyarakat desa. Mengingat muslim harus menerapkan Amanat Ibadah dan Amanat Khilafah secara terpadu, yaitu mensejahterakan bumi yang dilandasi oleh ibadah kepada Allah SWT.
Pada Bab I disajikan paradigma aplikasi wahyu Ilahi untuk pembangunan masyarakat. Manusia dilengkapi akal (cipta), rasa, karsa, harapan dan apresiasi kepada seni/keindahan. Disamping itu dunia fisik/alam (sawah, tumbuhan, air, udara dan lain-lain) harus dipelihara, dikembangkan, dimakmurkan, demi kehidupan manusia. Selain itu hubungan sesame manusia (hablum minannaas) menuntut perbaikan kesejahteraan berlandaskan hubungan mantap dengan Allah SWT. Untuk melaksanakan perbaikan/pembangunan atau menjawab masalah kehidupan maka Alquran/Wahyu Ilahi menjadi sumber pemecahannya, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. Atas dasar paradigma itu buku ini menyajikan 12 metode pembangunan masyarakat, yaitu metode penerapan Wahyu Ilahi dalam pembangunan. Agar dapat melakukan hal ini da’i/muballigh/ulama harus menjadi social researcher, social educator, dan community builder, menurut kapabilitasnya masing-masing. Hal ini disajikan pada Bagian II. Bagian III menyajikan sasaran dan proses pembangunan masyarakat desa antara lain melakukan diagnosa, koordinasi, langkah-langkah pelaksanaan, peranan team work, pemimpin masyarakat, pamong desa, keluarga, pemuda dan lainnya. Selanjutnya pada Bagian IV diajukan gagasan tentang peranan pesantren dalam usaha pembangunan lingkungan hidup. Terakhir perlu dilakukannya evaluasi terhadap usaha pembangunan tersebut untuk mengetahui target yang tercapai, keunggulan dan kelemahan, sehingga dapat dilakukan perbaikan. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |