|
Sinopsis Buku:
Beberapa hari setelah kejadian itu, Raden Saleh menghilang. Ia tak pernah datang ke sekolah. Karena merasa bersalah, teman-temannya lalu mendatangi rumah Raden Saleh dan mendobrak pintu kamarnya. Betapa terkejutnya mereka menemukan mayat Raden Saleh terkapar berlumuran darah di lantai dengan sebilah pisau menancap di dada. Mereka menjadi histeris. Dalam suasana panik, tiba-tiba Raden Saleh muncul dari balik pintu lain. "Lukisan kalian hanya mengelabui kumbang dan kupu-kupu, tetapi lukisan saya bisa menipu manusia," ujarnya tersenyum.
Kisah di atas secara turun-temurun diceritakan ulang disekolah-sekolah dan telah menjadi bagian penting untuk menggambarkan talenta seni Raden Saleh yang melegenda. Di luar negeri, nama Raden Saleh sangat dikenal. Bahkan namanya diabadikan sebagai nama sebuah kawah di planet Merkurius bersama 14 seniman terkenal, pemusik, atau penulis dunia. Di negeri kelahirannya, namanya justru terasa asing. Tidak banyak generasi muda yang mengenal apalagi berbangga dengan nama besarnya. Buku ini semiga bisa menjadi jembatan bagi kita untuk mengenal lebih jauh tentang kehidupan serta karya sang Maestro, termasuk perlawanan simboliknya menghadapi kolonial dengan bersenjatakan kuas dan kanvas.
Raden Saleh Syarif Bustaman mungkin selamanya akan tercatat sebagai salah satu dari bakat terbaik di bidang seni lukis yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Ia lahir di Semarang, 1811. Ia berasal dari keluarga bangsawan Jawa keturunan Arab Hadramaut. Bakat besarnya segera menarik minat pelukis Belgia, A.A.J. Payen. Payen ini juga yang kemudian menjadi guru pertama Raden Saleh dalam melukis. Beranjak dari 's Lands Plantentuin (Kebun Raya Bogor) lalu mengembara ke mancanegara, kiprahnya tercatat dalam sejarah. Menempuh pendidikan seni di Eropa dan melukis dengan disiplin ala Barat, dia dikenal sebagai pelopor seni lukis modern Indonesia. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |