|
Sinopsis Buku: Perjalanan pada hakikatnya harus memiliki nilai. Entah nilai yang bersifat transenden ataupun idealis, sehingga ia tak sebatas menikmati sebuah pelesiran. Perjalanan yang tak memiliki nilai sama artinya dengan menafikan keberadaan manusia sebagai makhluk yang membawa sifat-sifat keilahian.
Heru Susetyo, seorang petualang dan aktivis HAM, memberi makna lebih dari ungkapan di atas dalam setiap perjalanannya. Ia menyapa anak-anak di Siem Reap-Kamboja, Pattani-Thailand, dan di Mindanao-Filipina, yang hidup dalam kesederhanaan. menyapa para mualaf dari Jepang, Belanda, Jerman, hingga Republik Ceko yang semangatnya selalu menyala. Pengalamannya menjejak puluhan negara di lima benua, begitu dalam dan beragam. Dan darinya kita mencatat, bahwa perjalanan layaknya sebuah ekstase, akan melahirkan energi baru dalam kehidupan. Resensi Buku:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() oleh: Riska Izati Awalnya saya pikir buku ini tentang perjalanan pria muslim ber packer dalam interaksinya dengan masyarakat baik muslim dan non muslim di area travelingnya. Walau buku ini memang lebih menceritakan mengenai perkembangan agama Islam sebagai minoritas di negara2 yang di kunjunginnya, buku ini memiliki nilai lebih untuk membuka wawasan pandangan kita tentang kehidupan para saudara muslimin-muslimat di negara2 tsb. Sayangnya fokus detil isi, agak kurang berimbang, ada yang detil dan ada yang cuma sekedarnya, kalau semua berimbang, akan menjadi buku yang lebih baik lagi ![]() Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |