|
Sinopsis Buku: Selain China, Barat mesti diakui punya kontribusi besar dalam membentuk wajah kuliner Indonesia, sesuatu yang tak bisa dilepaskan dari jejak kolonialisme bangsa Eropa di Indonesia sejak abad ke-16 hingga paruh pertama abad ke-20. Meski pengaruh budaya Eropa terhadap kuliner Indonesia saat ini memang tampak jelas, tak bisa disangkal lingkungan alam dan budaya pribumi turut pula memengaruhi dunia kuliner Eropa, khususnya Belanda.
Buku ini mengupas jejak rijsttafel hingga menjadi budaya makan kolonial Belanda yang paling mengemuka pada paruh kedua abad ke-19, bagaimana melalui rijsttafel pencitraan budaya makan ideal sebagaimana dikenal kini setidaknya mulai dibangun, juga cerita di balik rijsttafel yang terselip dalam karya-karya sastra kolonial, majalah rumah tangga kolonial, fotografi kolonial, hingga buku-buku resep masakan kolonial yang mampu membangun serta menampilkan imaji hidangan nasi yang dipadupadankan dengan seni penyajian gaya Eropa. Ketekunan Fadly Rahman menelusuri dan mengolah data lama dan baru telah membuka khazanah seputar asal-usul rijsttafel, budaya makan masa kolonial yang pernah dan awalnya hidup di Indonesia, namun kini lebih dikenal di mancanegara. �William Wongso, praktisi kuliner Indonesia Begitu teliti, ditunjang dengan data yang luas serta bibliografi yang mengesankan. �Sri Owen, gastronom Inggris dan praktisi kuliner Indonesia Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |