|
11. |
| | oleh Eko Prasetyo *** Out of Print *** Pendidikan kerapkali melahirkan orang pintar tapi tak ada nyali. Itu yang mengantarkan para intelektual jadi budak kekuasaan dan kekuatan modal. Keduanya punya kemiripan: membuat penindasan jadi terasa berbau ilmiah. Tapi tak semua intelektual berkarir sebagai pengkhianat! Antonia Gramsci, Che ... [selengkapnya]
|
|
12. |
| | oleh Eko Prasetyo *** Out of Print *** ... kalau pemuda sudah berumur 21, 22 sama sekali tidak berjuang, tak bercita-cita, tak bergiat untuk tanah air dan bangsa... pemuda yang begini baiknya digunduli saja kepalanya...
(pesan Bung Karno)
Udah, dekh! Yang tua tak layak memimpin bangsa ini.
Lagian dikasih waktu ndak bisa beresin ... [selengkapnya]
|
|
13. |
| | oleh Eko Prasetyo *** Out of Print *** Bayangkan kalau gajimu 400 juta sebulan! Bayangkan kalau kamu punya pesawat pribadi sendiri dan tiap bulan bisa berganti mobil. Alangkah nikmatnya hidup yang berlimpah harta ini. Kemacetan lalu lintas tidak pernah kita rasakan dan yang paling penting, kebijakan kenaikan harga berapapun bisa kita ... [selengkapnya]
|
|
14. |
| | oleh Eko Prasetyo *** Out of Print *** Kesehatan memang mahal. Ongkos obat dan rumah sakit membumbung tanpa kontrol. Adanya penyakit membuat banyak pihak mendapat untung. Sudah biayanya mahal, setiap kesalahan medis sangat sulit untuk diadili. Mahalnya ongkos masih juga diperuncing oleh beredarnya obat palsu.
Soal kesehatan yang tak ... [selengkapnya]
|
|
15. |
| | oleh Eko Prasetyo *** Out of Print *** Pendidikan kita memang kacau-balau. Pemegang kebijakan tampaknya tuli dengan kritik dan cercaan yang ditujukan padanya. Padahal kita tahu pendidikan adalah cermin peradaban dan kualitas bangsa.
Kini wajah pendidikan semakin dicemari oleh mahalnya biaya dan kekerasan yang terjadi di dalamnya. ... [selengkapnya]
|
|
16. |
| | oleh Eko Prasetyo *** Out of Print *** Melalui iklan di televisi dan radio, dibilang selama ini subsidi BBM hanya menguntungkan orang kaya. Pemerintah nyatakan kenaikan harga BBM tidak akan berdampak bagi rakyat miskin. Lalu mengapa harga beras, tempe, dan sayur ikut-ikutan naik? Ini makanan harian kaum miskin, lho!
Artinya, ... [selengkapnya]
|
|
17. |
| | oleh Eko Prasetyo & Terra Bajraghosa *** Out of Print *** Sekolah, kayaknya pernah denger? Itu lho yang ada pelajaran, pelajaran, pelajaran! Di sana kamu ketemu yang namanya guru atau kalau agak tinggian dikit bertemu dengan dosen. Yang menyakitkan sekolah itu harus bayar. Dan ongkos sekolah sudah tentu tidak murah! Soalnya di sana kamu diajari apa saja, ... [selengkapnya]
|
|
18. |
| | oleh Eko Prasetyo, M. Ihsan *** Out of Print *** Banyak anak putus sekolah atau tidak lulus dalam ujian nasional. “Mencerdaskan kehidupan bangsa” hanya sebatas kata-kata indah dalam pembukaan UUD 45. Banyak yang bilang dunia pendidikan di Indonesia mandek, bahkan terpuruk.
Di tengah segala tantangan yang dihadapi dunia ... [selengkapnya]
|
|
19. |
| | oleh Syaiful Arif dan Eko Prasetyo *** Out of Print *** Perjalanan hidupnya bagai gelombang ombak. Di sela-sela kekuasaan yang tiran ia memilih untuk tetap gigih melawan. Ditentangnya kekuasaan Tsar yang despotik dan tiran. Revolusi menjadi sesuatu yang nyata, dan darinya kemudian tumbuh teori Marxian dalam wujudnya yang praksis. Teori yang membedah ... [selengkapnya]
|
|