|
Sinopsis Buku: �Sel-sel manusia abadi pertama�, dengan nama HeLa, telah berbiak sampai berjumlah triliunan di laboratorium-laboratorium seluruh dunia selama lima dasawarsa lebih, memungkinkan penemuan vaksin polio, kemoterapi, dan banyak penemuan penting lain. Tapi dari mana asal sel-sel HeLa? Jurnalis sains Rebecca Skloot menghabiskan 10 tahun bersusah-payah meneliti suatu kisah rumit, tragis, dan sangat membuka mata, kisah Henrietta Lacks, seorang perempuan Afrika-Amerika, ibu lima anak berumur 31 tahun yang mendatangi rumah sakit Johns Hopkins karena kanker rahim pada 1951, dan di sana sampel tumornya diambil tanpa sepengetahuan dia atau keluarganya. Henrietta meninggal dalam keadaan mengenaskan dan nyaris terlupakan, sementara sel-sel ajaibnya terus hidup, �berkembangbiak segiat-giatnya.�
Skloot bepergian ke kota kecil Clover, Virginia, mengetahui bahwa keluarga Henrietta terdiri atas cabang berkulit hitam dan putih, menjadi akrab dengan putri Henrietta, Deborah, dan menemukan bahwa walau sel-sel HeLa telah menyelamatkan banyak nyawa, sel-sel itu juga menimbulkan warisan rasa sakit, serangkaian ketidakadilan, dan beraneka misteri. Menulis dengan rasa seni novelis, kepakaran ahli biologi, dan gairah reporter investigasi, Skloot menceritakan kisah mengejutkan rasisme dan kemiskinan, sains dan hati nurani, serta spiritualitas dan keluarga yang didorong penyelidikan mendalam akan kesucian tubuh dan hakikat daya hidup. �Hidup� Henrietta Lacks hidup sepenuhnya di tiap halaman� Pembacaan atas Immortal Life seperti sebuah novel� Sebuah kerja investigasi yang tangkas terhadap kesalahan sosial yang dilakukan untuk membangun dunia medis. �Eric Roston, Washington Post Salah satu buku nonfiksi yang paling dahsyat dan menyentuh� The Immortal Life of Henrietta Lacks membanjiri Anda seolah jebolnya tanggul naratif, seperti jika seseorang telah mengatur untuk menyuling dan memurnikan lebih banyak kualitas adiktif yang ada di buku-buku seperti Erin Brockovich, Midnight in the Garden of Good and Evil, dan The Andromeda Strain. Lebih sepuluh tahun dalam penulisannya, membuat buku ini memang terlahir untuk ditulis Skloot. �Dwight Garner, New York Times Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |