|
Sinopsis Buku: Pada era 1980-an, di tanah air belum beredar satu pun majalah yang mampu menjadi "kawan yang tepat" bagi para ibu muda. Melihat fakta itu, kami pun menerbitkan majalah Ayahbunda, yang berfokus pada penyampaian beragam informasi yang "harus" para ibu muda ketahui karena seiring perkembangan zaman tuntutan akan pengetahuan mengenai makanan serta kesehatan bayi dan balita tak bisa lagi dielakkan. Kami pun menghubungi Ibu Tuti Soenardi yang kami kenal sebagai ahli gizi, penulis, serta pencipta resep-resep inovatif. Yang terjadi selanjutnya adalah kami merasa begitu beruntung berkesempatan menampilkan beliau sebagai konsultan gizi. Ibu-ibu muda tidak lagi hanya menghidangkan "resep leluhur" berupa bubur, bayam, wortel, dan hati ayam yang dihaluskan kepada buah hati mereka, tetapi juga resep-resep baru dari seorang pakar gizi dan kuliner ternama.
---Mirta Karto Hadiprodjo, Femina Group Berpuluh tahun Ibu Tuti Soenardi tanpa pamrih berbakti, menebarkan pengetahuan mengenai pentingnya unsur gizi bagi kesehatan serta menyajikannya dalam seni kuliner yang baik. Ibu Tuti dengan kesungguhan hati memadukan kedua unsur tersebut sehingga bisa memberikan pencerahan kuliner untuk membina kesehatan. Banyaknya informasi tentang tren makanan bergizi serta rendah kalori membuat masyarakat merasakan kebingungan terhadap masakan tradisional. Sejumlah makanan yang telah diwariskan secara turun-temurun dianggap terlalu banyak mengandung lemak jenuh, santan, unsur hewani, dst. Pandangan itu akhirnya membuat banyak orang cenderung menjauhi makanan tradisional. Padahal, sebenarnya banyak bahan makanan merakyat yang sehat. Di sinilah peran besar seorang Tuti Soenardi diperlukan dan begitulah saya sebagai praktisi dan pengamat kuliner tradisional Indonesia (yang bukan ahli gizi) mencoba mengerti serta memahami berbagai fakta melalui kiat-kiat yang diberikan ahli gizi yang satu ini. ---William W. Wongso, Pengamat Kuliner Tradisional Indonesia Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |