|
Sinopsis Buku: Ia membaca nama Barry Soetoro dalam standbook sekolah. Agama: Islam.
Ia berkata pada Pastor Bart, "Dia adalah seorang Muslim. Ayah tirinya yang mendaftarkannya dan ia mengikuti ayahnya." "Tapi ia mendapat pengaruh kuat ibunya yang seorang Kristen. Ia selalu dibesarkan ibunya yang Kristen," kata Pastor Bart. "Jadi? Bagaimana dong, Pastor?" tanya Fermina. "Jadi, yang berlaku adalah apa yang ada dalam hatinya." "Dan apa itu menurut Pastor?" tanya Israella tertarik. Pastor Belanda itu mengedikkan bahunya. "Mana ik tahu? Hanya Tuhan yang tahu." "Tapi menurut Pastor, dia apa? Kudengar di luar, ia juga pakai sarung?" "Ia akan tahu dan memilih keyakinannya suatu hari nanti. Untuk sekarang, ia adalah seorang anak. Di mata Tuhan pun, tubuh dan pengetahuannya masih anak-anak. Jadi, jangan memaksanya. Ia akan mengetahuinya sendiri nanti." Fermina mendesah. "Begitu?" "Ya, begitu." Sebelum pindah ke SD Besuki, Barry Soetoro sempat sekolah di SD Asisi selama 3 tahun. Di sanalah pertama kali ia belajar bahasa Indonesia dan berteman dengan anak-anak kampung Menteng Dalam. Terlahir dari ibu berkulit putih dan memiliki ayah tiri berdarah Jawa, membuat Barry mengerti arti. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |