|
Sinopsis Buku: Kasvha pergi dari Suriah, meninggalkan Khosrou sang penguasa Persia tempatnya mengabdikan hidup demi menemukan lelaki itu: Muhammad. Al-Amin yang kelahirannya akan membawa rahmat bagi semesta alam, pembela kaum papa, penguasa yang adil kepada rakyatnya.
Kehidupan Kashva setelah itu berubah menjadi pelarian penuh kesakitan dan pencarian yang tiada henti terhadap sosok yang dijanjikan. Seorang Pangeran Kedamaian yang dijanjikan oleh semua kitab suci yang dia cari dari setiap ungkapan ayat-ayat Zardusht sampai puncak-puncak salju di perbatasan India, pegunungan Tibet, biara di Suriah,istana Heraklius, dan berakhir di Yatsrib sang Kota Cahaya. Hasrat dalam diri Kashva sudah tak terbendung lagi. Keinginannya untuk bisa bertemu dengan Muhammad demikian besar hingga tak ada sesuatu pun yang membuatnya jerih. Bahkan maut yang mengintai dari ujung pedang tentara Khosrou tak juga menyurutkan kerinduannya bertemu Muhammad. Kisah pencarian Kashva yang syahdu dalam novel ini akan membawa kita menelusur Jazirah Arab, India, Barrus, hingga Tibet. Resensi Buku:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() oleh: Yusardi Reska Pradana ADALAH sebuah keberanian bagi Tasaro GK untuk membuat novel ini. Karena, kalau sempat tergelincir sedikit saja, dia bisa saja dihujat umat Islam yang sangat mengagungkan Nabi Muhammad SAW yang kisahnya �diretas kembali� oleh Tasaro dalam bentuk novel biografi ini. Tasaro bukan tak menyadari hal itu. Terlebih ibunya, Umi Dariyah juga mengkhawatirkan hal ini. Namun Tasaro sudah menyiapkan jawabannya, �Ibu, jika kelak ada orang yang salah paham dengan terbitnya buku ini, aku yakin itu terjadi karena mereka mencintai Kanjeng Rasul. Dan, percayalah Ibu, aku menulis buku ini disebabkan alasan yang sama.� Proses pembuatan novel ini, seperti diakui Tasaro, tidaklah mudah. Karena menurut dia, menuliskan kisah Muhammad SAW bukan sekadar mengumpulkan sudut pandang Haikal, Martin Lings, Tariq Ramadhan, Karen Armstrong, Ibun Hisyam, dan para penulis yang memahat namanya pada dinding sejarah Muhammad. Lebih dari itu, ada campur tangan-Nya dalam bentuk jejaring hidup, yang mengantarkan pria yang pernah sebagai jurnalis di Radar Bogor dan Radar Bandung ini, menulis kisah manusia agung itu. Kekuatan spritual mendekapnya, di tengah kesadaran bahwa dirinya bukanlah seorang muslim yang taat di jalan-Nya. Hidayah itu, dari campur tangan itu, yang melahirkan jejaring spritual itu, novel ini akhirnya lahir dengan kehati-hatian karena harus minim dari kesalahan. Dan Tasaro berhasil. Berhasil dalam mengisahkan dari kacamata berbeda, point of view yang lain, untuk menceritakan kisah Rasulullah ini. Cerita yang dipaparkan Tasaro ini, mengangkat tentang kenabian Muhammad yang diramalkan seluruh kitab suci agama-agama yang ada di dunia. Tentang kehadirannya yang menjadi Rahmatan lil Alamiin bagi seluruh umat manusia, tentang perjuangan hidupnya menyebarkan keesaan Allah, tentang kerinduan banyak orang atas sosoknya yang begitu terpuji. Kisah dituturkan dari beberapa angle yang mengantarkan pada benang merah bahwa tak perlu diragukan lagi kenabian Muhammad dari sudut pandang agama manapun. Ketidakraguan atas kehadirannya itu, digambarkan Tasaro melalui kisah tokoh Kashva dari Persia yang mencoba membuka rahasia di balik ramalan-ramalan kitab agama lain tentang Muhammad. Kisah Kashva yang berselang-seling dengan kisah kehidupan Nabi Muhammad itu, memenuhi novel tebal terbitan PT Bentang Pustaka ini. Walau pada akhirnya Tasaro tidak �mengantarkan� pertemuan Kashva dengan Rasulullah, namun setidaknya kita telah �diantarkan� pada fakta bahwa Muhammad adalah memang utusan Allah dan tak ada keraguan atasnya. ![]() Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |