|
Sinopsis Buku: “... peserta- peserta Konferensi Asia-Afrika itu lebih terpesona oleh musik angklung ketika pada acara malam hadirin diberi kesempatan belajar main angklung di mana bertindak sebagai guru Bapak Udjo dari Padasuka (dalam rangka perayaan ulang tahun ke-30 KAA).
....di tahun 1985 Departemen Luar Negeri mengirim Saudara Udjo dari Padasuka bersama seorang asistennya ke Kepulauan Solomon di Pasifik Selatan untuk tidak saja mengajarkan mereka bermain angklung, tetapi juga untuk mengajar orang Kepulauan Solomon itu membuat dan memelihara alat musik angklung. Kalau sekarang orang berkunjung ke Kepulauan Solomon dan mendapatkan orang di sana bermain angklung, maka itulah hasil rintisan Saudara Udjo dari Padasuka. Prof. Dr. Mochtar Koesoemaatmadja, S.H., L.L.M. Mantan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (1978-1988) “Pak Udjo adalah seorang motivator dalam meretas kesenian daerah Jawa Barat, serta mengembangkannya dalam Saung Angklung-nya sehingga sebagian kesenian daerah Jawa Barat bisa dilestarikan dalam bentuk pertunjukan di saungnya, dan bisa dinikmati oleh warga Indonesia, serta kaum turis yang datang ke Indonesia. Semoga kegiatan angklung melalui Saung Angklung Udjo dan kegiatan-kegiatan angklung di bawah MMA (Masyarakat Musik Angklung) yang diperani oleh Sdr. Obby A.R. Wiramihardja dan teman-temannya dapat menyelesaikan persoalan angklung sebagai warisan budaya Indonesia yang sedang dipersoalkan saat ini. Demikianlah harapan kami, keluarga Daeng Soetigna, agar Saung Angklung Udjo bisa bertahan hidup terus demi memperkenalkan angklung sebagai salah satu aset budaya Indonesia yang mengabdi pada kemanusiaan. Erna Garnasih Pirous Putri Daeng Soetigna, Guru Angklung Udjo Ngalagena Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |