|
Sinopsis Buku: Ketika Orde Baru berakhir, gugatan terhadap sejarah bermunculan. Sejarah pun menjadi polemik karena fakta dan interpretasi selama ini dinilai tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak jelas. Manipulasi sejarah dilakukan secara sistematis dan meluas demi kepentingan politik dan kekuasaan.
Mengapa Proklamator Sukarno tidak tampak saat pengibaran bendera Merah Putih 17 Agustus 1945 yang dimuat dalam buku Pejuang dan Prajurit? Kemudian, siapa yang melakukan rekayasa dalam buku Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, bahwa Sukarno tidak memerlukan Hatta dan Sjahrir, bahkan �peranan Hatta dalam sejarah tidak ada�? Mengapa peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 digambarkan menyanjung Soeharto dan melupakan Sultan Hamengku Buwono IX sebagai konseptor? Bagaimana kisah diorama Monumen Nasional era Orde Baru yang penuh manipulasi sejarah? Penulis melalui bukunya ini membeberkan kebenaran sejarah secara jujur. Bukan hanya membongkar manipulasi dan rekayasa sejarah Indonesia saja, tetapi juga menampilkan tokoh-tokoh pergerakan dengan kisah yang menyentuh hati. Kisah Agus Salim yang dikatakan menguasai �bahasa kambing dan kuda�. Kisah Mayor John Lie, seorang tokoh etnis Tionghoa, yang berani membersihkan ranjau laut. Juga kisah M.H. Thamrin seorang politikus santun yang �satu napas� dengan Bung Karno. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |