|
Sinopsis Buku: Urusan manajemen, kata Templar, adalah urusan yang benar-benar sulit. Sebagai manajer, Anda dituntut menjadi banyak hal - menara kekuatan, pemimpin dan pembaharu, tukang sulap (menyulap kenaikan gaji, sumber daya, dan staf tambahan dengan satu sapuan topi), bahu tempat mencurahkan kesedihan, motivator yang dinamis, hakim yang tegas namun adil, diplomat, politisi, pelindung, penyelamat, orang suci.
Anda dituntut untuk bertanggung jawab atas sekelompok orang yang (mungkin) tidak Anda pilih, tidak Anda sukai, tidak memiliki kesamaan dengan Anda, dan mungkin tidak begitu menyukai Anda. Suatu saat mereka akan bertingkah laku seperti anak-anak, tetapi Anda tidak bisa memukul mereka. Di lain waktu, mereka akan bertingkah seperti remaja labil – tidak masuk kerja, menolak bekerja sekalipun masuk kerja, pulang kantor cepat. Selain mengelola orang-orang ini, Anda juga dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan sendiri. Di atas semua “penderitaan” itu, Anda juga diharapkan menjadi standar. Artinya, Anda harus tepat waktu, selalu terdepan, berpenampilan cerdas, bekerja paling keras dan tekun, pulang paling larut, datang lebih awal, objektif, bertanggung jawab, perhatian, dan berpengetahuan luas. Buku teks ribuan halaman telah menjelaskan manajemen sebagai ilmu dan seni. Pelatihan yang tak terhitung jumlahnya membuat Anda merasa seolah-olah telah menguasai seni memimpin. Tapi toh Anda tak kunjung berhasil. Anda memerlukan apa yang disebut Richard Templar sebagai “aturan manajemen”, yaitu aturan yang tak tertulis, tak terucap, dan tak diakui. Aturan-aturan Templar adalah aturan-aturan yang riil dan jujur, tidak berusaha mempermanis situasi. Di aturan 32, misalnya, “Jangan mencoba membenarkan sistem yang konyol”, Templar blak-blakan soal betapa pantangnya seorang manajer memaksa timnya meyakini lusinan sistem yang konyol di perusahaan. Pada Aturan 27: “Biarkan mereka berpikir mereka tahu lebih banyak daripada Anda (sekalipun tidak demikian)”, Templar mengulas tentang kekuatan 'bertanya' untuk membuat anggota tim merasa penting dan berharga. Tentang membiarkan tim membuat kesalahan, di Aturan 10 Templar memberikan ilustrasi yang mengena tentang orang tua yang memegang kain lap di balik punggungnya sambil memerhatikan anak balitanya belajar menuang minuman sendiri. Di balik segala antisipasi, Anda perlu membiarkan tim Anda 'menumpahkan minumannya'. Anda tidak boleh menyuruh mereka berhenti. Alih-alih, beri mereka pujian - “Bagus, kerja yang luar biasa, kemajuan yang hebat.” Membaca "The Rules of Management" seperti mendengar Templar membicarakan tim Anda sendiri dan membuat telinga Anda merah. Tanpa sadar, sesekali Anda akan tertawa sinis membayangkan praktik manajemen yang Anda jalankan. Namun, di sisi lain Anda akan merasakan kelegaan karena mengetahui ada cara-cara riil dan jujur untuk menjadi manajer yang lebih baik. (DP) Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |