|
Sinopsis Buku: Sebuah pesawat terbang terpaksa mendarat karena cuaca yang buruk. Lima di antara penumpangnya diungsikan ke sebuah rumah penduduk di dekat tempat pendaratan. Kelima penumpang itu adalah: Claudia, yang baru saja meninggalkan suaminya dan menemukan cinta baru; Razziel, seorang guru agama yang pernah menjadi tahanan politik: Yoav, seorang tentara yang tengah sekarat: George, seorang ahli kearsipan dengan sebuah rahasia yang bisa menjatuhkan seorang politisi di tangannya: dan Bruce, seorang calon pendeta yang berubah menjadi perayu ulung. Tuan rumah mereka -- seorang lelaki misterius yang menyebut dirinya "Sang Hakim" -- mulai menginterogasi mereka, memaksa mereka menghadapi kebenaran dan makna hidup mereka. Tak berapa lama, ia mengumumkan bahwa salah seorang di antara mereka -- orang yang paling berharga -- akan mati.
Siapa sebenarnya "Sang Hakim"? Rahasia apa yang ada di balik permainan mautnya? Gaya khas Elie Wiesel yang selalu merefleksikan pertanyaan-pertanyaan filosofis, religius, dan moral dalam setiap karyanya, membentuk kisah ini menjadi sebuah novel yang menggugah hati dan pikiran pembacanya. Elie Wiesel telah mengarang lebih dari empat puluh buku, termasuk buku larisnya di tingkat internasional. Night adan A Beggar in Jerusalem, yang memenangi Prix Medicis. Dia pernah dianugerahi the Presidential Medal of Freedom, the United States Congressional Gold Medal, dan the French Legion of Honor dengn pangkat Grand Cros. Pada 1986, dia menerima Penghargaan Nobel Perdamaian. Saat ini Elie Wiesel menjabat sebagai Profesor Andrew W. Mellon di Jurusan Humanities, dan Profesor Universitas di Boston University. Dia tinggal bersama istrinya, Marion, di New York City. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |