|
Sinopsis Buku: Sejarah kekerasan tidak memerlukan taman makam, pusara berjuru kunci, kemeriahan upacara, apalagi monumen. Yang dibutuhkan hanya sebuah ruang untuk bertutur dan berbagi dengan bebas, sebuah bahasa yang bisa mempertautkan pembicara dan pendengar dengan bijak.
-Degung Santikarma, Antropolog yang menekuni studi tentang kekerasan 1965 di Bali. Bila urusan narasi atas peristiwa masa lalu sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah, maka sejarah akan jatuh menjadi sekadar alat legitimasi kekuasaan. Buku ini mengungkap suara-suara senyap yang nyaris hilang dari kesadaran kolektif kita dalam tragedi pembantaian massal pada 1965, agar sejarah tak jatuh menjadi alat legitimasi kekuasaan. -Baskara T. Wardaya SJ., Dosen Sejarah di Universitas Sanata Dharma. Buku ini bagaikan film dokumenter yang menampilkan sudut pandang bervariasi mengenai pembantaian terhadap orang-orang PKI dan yang dituduh PKI di Bali pada 1965. Penulisnya memberikan ruang bertutut bagi para saksi sejarah dan survivor untuk melacak kembali genealogi kekerasan yang telah membadan dalam kehidupan masyarakat Bali. -Putu Oka Sukanta, Sastrawan dan Aktivis Kemanusiaan Pembantaian massal pasca G30S 1965, merupakan sejarah buruk yang terjadi di negeri ini. Ratusan ribu jiwa manusia yang di-PKI-kan-melayang tanpa memperoleh keadilan. Tragedi ini sungguh merupakan kisah kelam, bukan hanya bagi para korban, tetapi juga bangsa Indonesia. Buku ini merekam beragam kisah pedih yang terjadi di Bali, salah satu wilayah pembantaian massal tersebut terjadi. Penulisnya tidak sekadar membongkar konstruksi historis mengenai budaya masyarakat Bali. Lebih dari itu, ia juga merekam pengalaman dan kesaksian dari para saksi sejarah dan survivor yang selama ini bungkam, karena tidak diberi ruang oleh kekuasaan rezim Orde Baru. Dengan perspektif studi antropologi kekerasan, buku ini membongkar mitos tentang kekerasan yang terjadi di Bali pada 1965 tersebut sebagai proses alamiah, argumentasi keseimbangan alam, dan mitologi letusan gunung Agung yang meminta korba. Mitos-mitos tak lebih sebuah rekayasa yang sengaja diciptakan penguasa saat itu. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |