|
Sinopsis Buku: Menurut Taufik Abdullah, sejarawan LIPI, �Supersemar mungkin hilang karena kelalaian, tetapi mungkin juga karena disengaja.� Sementara itu Ben Anderson berpendapat, �mereka lupa bahwa surat yang harus diteken Bung Karno itu diketik di atas kertas berkop Mabes A.D.
Jadi, (supersemar) perlu dihilangkan bukan karena isinya, tapi karena letterhead nya.� Namun, Brigjen M. Sabur, Komandan Resimen Cakrabirawa, yang berperan �menggiring� Bung Karno dari Jakarta ke Bogor pada 11 Maret 1966, pernah mengungkapkan, �itu semua hanya apus-apusan (akal-akalan).� Nah, bagaimana pengakuan para pelaku sejarah seperti Brigjen. M. Yusuf, Brigjen. Amirmachmud, dan Letjen. Suharto sendiri? Apakah kesaksian mereka konsisten dengan pengakuan para pelaku sejarah yang lain? Seperti Brigjen Kemal Idris, Jenderal Nasution, serta orang-orang Bung Karno seperti Mangil, Kolonel Sumirat, dan Ali Ebram (yang mengaku mengetik naskah asli Supersemar)? Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |