|
Sinopsis Buku: Malam sudah cukup larut, waktu menunjukkan sekitar pukul setengah dua belas. Dari jendela tampak di luar tengah turun hujan. Hanya gerimis memang, tapi cukup untuk membuat udara malam ini menjadi semakin dingin. Di kamar itu, seseorang dengan perawakan tegap bertelanjang dada tengah duduk terpaku di pojok ruangan, dalam suasana remang-remang di sebuah apartemen di jalan Rue de Caumartin, Paris. Tatapan matanya kosong, raut wajahnya tampak beku, pikirannya jauh melambung membelah dingin dan basahnya langit malam itu. Dengan rambut acak-acakan serta kumis dan jenggot yang tampak mulai memanjang tak beraturan, wajahnya tampak lusuh dan sedikit lebih tua dari umurnya. Dia adalah Bambang Pamungkas. Ya, lelaki itu adalah saya sendiri. Sudah lama saya membuat keputusan ini, dan sudah lama pula sebenarnya saya ingin menulis artikel ini. Akan tetapi, entah kenapa, hati saya masih merasa begitu berat untuk sekedar menyampaikannya kepada khalayak ramai. *** Ini adalah salah satu bagian paling penting dan paling berat dalam perjalanan karier Bambang Pamungkas sebagai pemain sepak bola. Pertentangan prinsip yang pada akhirnya memaksa Bepe harus mengambil keputusan penting. Ikuti kisahnya di buku ini... Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |