|
Sinopsis Buku: Akhirnya saya Pemutuskan untuk menulis tentang "Intelijen dalam SejaraHi Modern Indonesia". Kisah ini merupakan memoar yang saya batasi waktunya setelab Proklamasi Republik Indonesia bulan Agustus 1945, sampai sekitar Peristiwa 17 Okober 1952, Saya hanya ingin menjelaskan kepada generasi-baru bangsa kita di Abad 21/tentang "permulaan sejarah" Intelijen Negara kita, termasuk "fakta keras"nya intelijen dalam suatu revolusi kemerdekaan, dengan segala kekurangan, kelebihan, kecerobohan, maupun sisihumornya. Di antara para pejuang bersenjata Perang Revolusi Indonesia dahulu, khususnya di kalangap "Mahasiswa Kedokteran Prapatan 10" di Jakarta, pengertian Intelijen secara "mengejek" diberi jargon "Interlele" Maka memoar ini bukan#tuiisan tentang "Apa Intelijen itu" tapi secara khusus menceritakan proses terbentuknya badan 'Interlele'Negara Rl. HarioKecik Melalui kitab ml Hario menulis "micro politics" yang tak lain adalah "politics of affect" Karena itu intelijen menrjadi kisah "interlele", penuh ketawa dan maki-makiangaya"arek" Interlele adalah garis militer dari politik kerakyatan. Interlele adalah golongan sejumput kecil arek yang tak bernama dan tak berwajah, untuk menegakkan kedaulatan dan kemerd£kaan bangsa. Mereka tak minta bayaran atau bintang jasa, Mereka mengingatkan yang sesat adalah sesat, dan yang setia pada Republikadaiah,mereka yangbersumpah "merdeka atau^mati" di suatu senja tanggal 9 November tahun 1945. Sebuah sejarah yang .pathetic dan tidak heroik. Sungguh sejauah yang indah, Revolusi yang indah dan Malar yang indah. Emmanuel Subangyn Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |