|
Sinopsis Buku:
Insya Allah akan kau miliki luang waktu untuk segala urusanmu. Bila tidak. Tiada waktu luang bagimu. Masjid ... engkau menangis Ketika Subuh menjelang shaf-shaf kering dari jamaah Masjid ... engkau merintih Mengadu kepada Tuhan “hayya’alash-sholaaah” diabaikan Dimana hamba hamba-Mu saat ini ya Allah Yang ketika Jumat penuhi rumah-Mu hingga sesak Kemana hamba hamba-Mu saat ini ya Allah Yang ketika Ramadhan penuhi rumah-Mu hingga pelataran Andai kau dengar tangisan masjid-masjid Hati kan tersayat merintih rintih Andai kau lihat airmata masjid masjid Membasahi tanah di bumi ini ... Ash-sholaatu khoirum minannauum Masjid ... engkau meratap-ratap Ketika suara adzan tak lagi dipedulikan. Masjid … Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah pada hari tiada naungan selain naungan-Nya adalah (salah satunya); Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid. (Al Hadis) Memakmurkan masjid dengan menegakkan shalat berjamaah merupakan syiar Islam terbesar. Bila masjid sepi atau kosong dari menegakkan shalat berjamaah, pertanda mulai rapuh dan melemahnya kebesaran dan kemuliaan dakwah Islam. Air Mata Masjid adalah ungkapan tepat untuk mengiaskan keadaan masjid-masjid yang merintih sunyi. Kemegahan arsiteknya tak sebanding dengan kehidupan di dalamnya. Suara adzan diabaikan, keutamaan shalat berjamaah pun dilupakan. Buku ini bukan sekadar penjabaran syair-syair atau kumpulan kisah semata. Namun lebih dari itu, Anant bersama sembilan lagunya yang terkemas dalam Album dan buku Air Mata Masjid ini ingin mengajak kita semua untuk bermuhasabah, berdoa, dan memetik hikmah dari kisah-kisah yang sarat makna di dalamnya. ----------------------------------- "Mendengar dan menyimak syair-syair dan lagu-lagu Anant, dalam album Air Mata Masjid ini saya ternasihati, terhibur, dan merinding. Apalagi membaca bukunya. Subhanallah…" - Ustadz Harun Al-Rasyid, Pimpinan Ponpes AL-HIKMAH Karang Mojo-Gunung kidul, Yogyakarta Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |