|
Sinopsis Buku:
Peristiwa 1 Oktober 1965-Gestok, merupakan sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Peristiwa itu juga yang kemudian mengubah arah jalannya sejarah Indonesia, sekaligus menjadi titik awal beralihnya pemerintahan Orde Lama ke Orde Baru. Banyak teori berkenaan dengan Gestok. Ada yang mengatakan rekayasa, atau pelakunya PKI dan Biro Khusus, Intervensi asing, atau bahkan sebenarnya masalah internal Angkatan Darat. Lalu bagaimana menurut Jenderal Nasution? Jenderal Nasution adalah salah satu saksi, pelaku sejarah, sekaligus Menko Hankam/KASAB pada saat terjadi peristiwa 1 Oktober 1965. Karena itu, menarik untuk disimak opini dan analisis Jenderal Nasution tentang apa dan bagaimana sebenarnya' tragedi itu. Melalui buku yang sangat penting ini Jenderal Nasution secara utuh memberikan kesaksian tentang peristiwa 1 Oktober 1965-prolog, peristiwa, dan epilognya.
Jenderal Besar TNI Purn. Abdul Haris Nasution lahir di Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918. Karier militernya dimulai tahun 1940, ketika Belanda membuka sekolah perwira cadangan bagi pemuda indonesia. Dua tahun kemudian, ia mengalami pertempuran pertamanya saat melawan Jepang di Surabaya. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Nasution bersama para pemuda eks-PETA mendirikan Badan Keamanan Rakyat. Lalu Mei 1946, ia dilantik oleh Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi Siliwangi. Pada Februari 1948, ia menjadi Wakil Panglima Besar TNI (orang kedua setelah Jenderal Sudirman). Sebulan kemudian ia ditunjuk menjadi Kepala Staf Operasi Markas Besar Angkatan Perang RI. Di penghujung tahun 1949, ia diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Pada 5 Oktober 1997, bertepatan dengan hari ABRI, Nasution dianugerahi pangkat jenderal besar bintang lima. Ia tutup usia di RS Gatot Soebroto pada 6 September 2000 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |