|
Sinopsis Buku: The Naked Traveler 1
Setelah berlama-lama di dalam, saya memberanikan diri ke luar. Saya membuka kunci pintu dan flush menyala, membasuh kotoran dengan bersihnya! Rupanya, air keluar secara otomatis kalau kita membuka kunci pintu. Begitulah salah satu pengalaman Trinity saat di bandar udara Schippol, Amsterdam. Ada banyak kisah yang dituturkan olehnya. Lucu, sedih, berdebar, sebel, bete. Semua menjadi bumbu sedap dalam pengalamannya menjadi backpacker yang melanglang ke berbagai negeri mulai dari Asia, Australia, Amerika, hingga Eropa. Kisah-kisah di buku ini menjadi semacam catatan kecil seorang backpacker yang mencoba mendokumentasikan pengalamannya dan membagikannya sebagai oleh-oleh. Selamat terpukau! Menceritakan hal-hal seputar perjalanan dengan cara yang cukup unik. Gaya penulisannya ringan dan kocak, mirip-mirip gaya penulisan novel populer atau chicklit! Detik.com Memikat. Ada kejujuran dalam mengungkapkan apa yang dirasakan, tidak hanya dilihat. Bondan Winarno, ketua milis wisata boga Jalansutra, pembawa acara Wisata Kuliner TRANS TV TENTANG PENULIS Trinity atau Perucha Hutagaol adalah seorang pegawai perusahaan telekomunikasi yang gemar traveling ke berbagai negara dan mencatat pengalamannya di blog pribadinya: nakedtraveler.blogspot.com. The Naked Traveler 2 Selama ini, kebanyakan isi tulisan perjalanan di media hanyalah tentang sesuatu yang indah-indah. Kita serasa disodori brosur yang menggunakan bahasa berbunga-bunga dan foto-foto hasil rekayasa digital agar pembaca tergerak untuk mengunjungi tempat tersebut. Padahal traveling tidak selalu enak dan nyaman. Suatu tempat tidak selalu indah dan bagus. Kenangan perjalanan yang paling diingat Trinity pun bukanlah tentang keindahan arsitektur suatu bangunan atau putihnya pasir pantai, tapi pesawat yang delay atau orang lokal yang tidak ramah. Pengalaman (yang sering tidak terduga) saat melakukan perjalanan jauh lebih berwarna. Seperti kata pepatah: its not the destination, but the journey. The Naked Traveler 3 Trinity seakan "virus" yang membuat kita berani keluar dari zona nyaman demi melihat dunia. Wanita ini bisa membuat kita jadi semangat menabung, mengambil cuti, lalu mewujudkannya dengan bepergian ke berbagai tempat impian. Setelah dua seri buku laris The Naked Traveler, di buku sekuel ketiga ini dia tidak berhenti menularkan virus yang akan membuat kita sirik setengah mati. Dengan gaya bahasa yang ringan, dia menceritakan pengalamannya keliling dunia. Dari mulai deg-degan memasuki perbatasan Palestina, ajaibnya berenang di Laut Mati, lucunya berkomunikasi di China, mahalnya Timor Leste, serunya ke rumah artis Bollywood, mandi bersama orang Jepang, ngecengin cowok Korea, menyelam di Wakatobi, sampai kejadian-kejadian menggelikan akibat badannya yang lumayan gede. Sedih, senang, mengagumkan, mengherankan, dan segala rasa mewarnai tiap kisah perjalanan yang tertuang di buku ini. The Naked Traveler 4 Jalan-jalan bersama Trinity memang tak ada habisnya. Tiga seri laris The Naked Traveller ternyata tak cukup untuk menceritakan pengalaman seru Trinity menjelajah ke berbagai negara. Sesuai ciri khasnya, Trinity mampu memberikan kesan baru pada setiap tempat yang ia singgahi. Selalu ada kejutan yang akan membuat kita melakukan refleksi. Kali ini, kita akan diajak untuk menikmati Afrika, makan zebra di Namibia, dipenjara dan ketemu hiu putih raksasa, eksisnya Ladyboys di Thailand, sampai dipalak anak kecil di Kalimantan. Tambah lagi, kita juga bakal tetep sirik setengah mati sama cerita Trinity yang makan sushi paling enak sedunia dan nonton festival Unta di Pushkar. Bersiap-siaplah dengan virus Trinity yang kali ini lebih seru! Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |