|
Sinopsis Buku: "Sebagaimana halnya Hatta kemudian, Salim adalah pembela yang gigih terhadap sistem sosialisme plus Tuhan. Tetapi Salim menyadari betapa terbelakangnya pemikiran para ulama dalam menghadapi masalah-masalah besar sebagai realitas zaman yang berubah dengan cepat..."-Ahmad Syafii Maarif-"Haji Agus Salim menempatkan perjuangan kemerdekaaan dan pembetukan negara dalam kerangka pengabdian dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa... Maka sebagai insan beragama sudah seyogyanya negara sebagai ciptaan manusia disubkordinasikan permasalahannya pada agama dan lebih khusus pada kepercayaaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa."-Emil Salim-"Agus Salim dan para Bapak Bangsa lainnya unggul dalam pemikiran dan kecendekiawanan. Tokoh-tokoh itu dalam pemikiran dan pemahaman masalah-masalah besar kemasyarakatan tidak kalah dari para suku bangsa dan negara masa itu..."-Jakob Oetama-'Ketika berpolitik adalah soal "panggilan", entah dorongan idealisme nasionalitis, entah hanya pantulan dari hasrat batin lillahi ta'ala, adalah saat-saat ketika Salim bukan saja ikut terlibat, tetapi dengan sadar mengikatkan dirinya ke dalam partai polotik, sebuah organisasi sukarela yang membuat batas hipotesis dengan mereka yang berada di luarnya."-Taufik Abdullah-"... Agus Salim adaah sumur intelektualitas dan kearifan yang pernah kita miliki, tetapi sayangnya sering kita lupakan. Tugas para ilmuwan muda bangsa ini untuk menimbanya kembali, sebab intelektualitas Agus Salim telah dibuktikan lahir bukan dari spekulasi akademis, tetapi dari bagian lahirnya bangsa ini..."-Moeslim Abdurrahman- Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |