|
Sinopsis Buku: Dia dijuluki si Anak-kandang karena kebiasaannya mengurung diri di bawah meja di antara kursi-kursi yang disusunnya sendiri, menghalangi orang untuk menyentuh bahkan sekadar mendekatinya.
Menghadapi Kevin, Torey seolah merasakan dilema Frankenstein. Dia harus memunculkan pribadi Kevin yang tertimbun kebisuan, dan ternyata itu juga berarti memunculkan sosok monster yang membahayakan. Bukan hanya berencana membunuh ayah tirinya. Kevin juga mematahkan tangan seorang wanita pembimbingnya, bahkan mengancam keselamatan Torey. Kebisuan bertahun-tahun telah menjadi penjara bagi sisi kepribadian Kevin yang lain, yang sama sekali tak terduga. Torey gamang, apalagi tak banyak catatan masa lalu Kevin yang bisa membantu. Mengapa orangtua Kevin dengan sukarela menyerahkan anaknya kepada pengasuhan negara? Mengapa, di balik dendam dan kemarahan yang demikian membara, Kevin tetap merasa takut dengan segala sesuatu di sekelilingnya? Resensi Buku:
oleh: Kamelina Penuh pendalaman psikologis oleh: Bustanul Arifin Keahlian Torey dalam bidang psikologi memang tampak menjiwai seluruh isi cerita novel ini. Detail cerita yang bertumpu pada tokoh Kevin begitu rinci dan membuat penasaran orang yang membacanya. Tokoh Charity juga ikut mewarnai jalinan cerita, walaupun tidak terlalu dominan. Namun jangan terlalu berharap akan adanya letupan-letupan, baik di tengah-tengah cerita maupun di akhir cerita, karena sepertinya bukan kesana arah cerita novel ini. Klimaks-nya pun tampak terlalu datar dan sedikit mudah ditebak. So, buat yang senang dengan cerita kejiwaan "pribadi-pribadi yang tidak biasa", bolehlah... Add your review for this book!
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |