Cari berdasarkan:




Rosihan Anwar

H. Rosihan Anwar (lahir di Kubang Nan Dua, Sumatera Barat, 10 Mei 1922; umur 87 tahun) adalah tokoh pers Indonesia, meski dirinya lebih tepat dikatakan sebagai sastrawan bahkan budayawan. Rosihan yang memulai karier jurnalistiknya sejak berumur 20-an, tercatat telah menulis 21 judul buku dan mungkin ratusan artikel di hampir semua koran dan majalah utama di Indonesia dan di beberapa penerbitan asing.

Anak keempat dari sepuluh bersaudara putra Anwar Maharaja Sutan, seorang demang di Padang, Sumatera Barat ini menyelesaikan sekolah rakyat (HIS) dan SMP (MULO) di Padang. Ia pun melanjutkan pendidikannya ke AMS di Yogyakarta. Dari sana Rosihan mengikuti berbagai workshop di dalam dan di luar negeri, termasuk di Yale University dan School of Journalism di Columbia University, New York, Amerika Serikat.

Rosihan telah hidup dalam 'multi-zaman'. Di masa perjuangan, dirinya pernah disekap oleh penjajah Belanda di Bukitduri, Jakarta Selatan. Kemudian di masa Presiden Soekarno koran miliknya, Pedoman pada 1961 ditutup oleh rezim saat itu. Namun di masa peralihan pemerintah Orde Baru, Rosihan mendapat anugerah sebagai wartawan sejak sebelum Revolusi Indonesia dengan mendapatkan anugerah Bintang Mahaputra III, bersama tokoh pers Jakob Oetama. Sayangnya rezim Orde Baru ini pun menutup Pedoman pada tahun 1974-kurang dari setahun setelah Presiden Soeharto mengalungkan bintang itu di leher para penerimanya.

Rosihan memulai karier jurnalistiknya sebagai reporter Asia Raya di masa pendudukan Jepang tahun 1943 hingga menjadi pemimpin redaksi Siasat (1947-1957) dan Pedoman (1948-1961). Selama enam tahun, sejak 1968, ia menjabat Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Bersama Usmar Ismail, pada 1950 ia mendirikan Perusahaan Film Nasional (Perfini). Dalam film pertamanya, Darah dan Doa, ia sekaligus menjadi figuran. Dilanjutkan sebagai produser film Terimalah Laguku. Sejak akhir 1981, aktivitasnya di film adalah mempromosikan film Indonesia di luar negeri dan tetap menjadi kritikus film sampai sekarang.

Pada tahun 2007, Rosihan Anwar dan Herawati Diah, yang ikut mendirikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Surakarta pada 1946 mendapat penghargaan 'Life Time Achievement' atau 'Prestasi Sepanjang Hayat' dari PWI Pusat.[1]

Rosihan menikah dengan Siti Zuraida Binti Moh. Sanawi pada tahun 1947 dan dikaruniai tiga anak.


Are you an author? Please contact us at [email protected] to update your biography.

Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Rosihan Anwar:


Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia (Jilid 1)


In Memoriam


Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia (Jilid 2)


Sejarah kecil Petite Histoire Indonesia (Jilid 3)


Napak Tilas ke Belanda
60 Tahun Perjalanan Wartawan KMB 1949



Sutan Sjahrir - Negarawan Humanis


Sejarah Kecil Indonesia Jilid 6 (Petite Histoire) - Sang Pelopor: Anak Bangsa dalam Pusaran Sejarah


Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia


Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia 4


Mengenang Sjahrir
Seorang Negarawan dan Tokoh Pejuang Kemerdekaan yang Tersisih dan Terlupakan



Belahan Jiwa
Memoar Kasih Sayang Percintaan Rosihan Anwar Dan Zuraida Sanawi



Sutan Sjahrir - Demokrat Sejati Pejuang Kemanusiaan

Cari Pengarang Favorit Anda
Index Pengarang
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z


Temui pengarang lainnya juga ...
Dilahirkan di Brazil dan telah menjadi salah satu pengarang yang ...  [detail]
Billy Boen, 30 tahun, mendapatkan gelar Bachelor of Sience dari Utah State ...  [detail]
Seth Roberts, Ph.D. adalah profesor psikologi di University of California ...  [detail]
Deke McClelland adalah salah satu pakar grafik digital ternama di dunia. ...  [detail]
Mantan karyawan sebuah bank ini tidak sengaja menemukan jalan sebagai ...  [detail]
Penulis lahir di Jakarta, 7 April 1952 M. Bermula dari keinginan mencari ...  [detail]
Ia lahir tanggal 12 Juni 1948 di Waco, Texas. Sejak kecil ia sudah hobi ...  [detail]
Mooney tinggal hanya di luar Boston dengan istri dan anaknya di mana dia ...  [detail]
Aku lahir di Jakarta 5 Agustus 1969 dengan nama Zara Zettira Zainuddin ...  [detail]
Kritikus seni rupa kelahiran Rogojampi (Jawa Timur), 29 April 1952 ini ...  [detail]