|
Sinopsis Buku: Lima belas buku dibicarakan secara kronologis menurut tahun-tahun terbitnya yang pertama kali mewakili Angkatan Balai Pustaka, Pujangga Baru, HAMKA pengarang di luar angkatan dan tiga orang pengarang tahun 50-an. Bermula Siti Nurbaya (1922), Salah Asuhan (1928), Layar Terkembang (1936), I Swasta Setahun di Bedahulu (1938), Atheis (1949), Belenggu (1940) dan diakhiri Pager Kawat Berduri (1961). Dimaksudkan sebagai penuntun bagi para pembaca bagaimana mengambil intisari sebuah cerita sesudah membacanya, terutama belajar memahami persoalan-persoalan yang dikemukakan pengarang dalam bukunya itu. Melihat dan memahami pula latar belakang sosiologis dan psikologis suatu peristiwa yang terjadi ataupun suatu tindakan tokoh cerita, melihat pula secara sederhana bagaimana komposisi cerita, teknik bercerita, dan bahasa atau gaya bahasa pengarang yang lainnya yang seangkatan maupun yang tidak seangkatan. Tiap pengarang lain gayanya bercerita, lain pula gaya bahasanya. Dengan buku ini, diharapkan akan timbul apresiasi sastra, membangkitkan minat pembaca terhadap kesusastraan kita, Indonesia.
Pembicaraan dalam buku ini dibuat secara populer agar mudah ditangkap isi dan maksudnya. Pengetahuan pembaca barulah lengkap bila mereka membaca sendiri buku-buku yang sudah dibicarakan, jangan hanya bersandar pada ringkasan cerita yang sudah ada di sini. Keindahan pelukisan dan keindahan bahasa seorang pengarang hanya dapat dirasakan apabila kita membaca, menghayati, dan menikmati sendiri karya sastra pengarang itu. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |