Cari berdasarkan:



Dari Salawat Dedaunan sampai Kunang-kunang di Langit Jakarta (20 Tahun Cerpen Pilihan Kompas)
 








Dari Salawat Dedaunan sampai Kunang-kunang di Langit Jakarta (20 Tahun Cerpen Pilihan Kompas) 
oleh: Yanusa Nugroho, Agus Noor, dll
> Fiksi » Cerita Pendek

List Price :   Rp 45.000
Your Price :    Rp 38.250 (15% OFF)
 
Penerbit :    Penerbit Buku Kompas
Edisi :    Soft Cover
ISBN :    9797096513
ISBN-13 :    9789797096519
Tgl Penerbitan :    2012-09-07
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    0
Ukuran :    0x0x0 mm
Berat :    218 gram
Sinopsis Buku:
Dalam sekali pukul pembacaan, kita akan menemukan sedikit ciri yang menandai sebagian besar cerpen (di buku ini). Pertama adalah pilihan bentuk dan gaya, atau cara penceritaan yang secara dominan dipenuhi oleh kecenderungan yang mistik, lalu mengarahkan cerita pada simpulan atau akhir yang supranatural dan surealistik. Tak kurang dari 50% (11 Cerpen) yang memiliki kecenderungan semacam ini, mulai dari "Wiro Seledri" karya GM Sudarta, "Biografi Kunang-kunang" (Sunggung Raga), "Burung Api Siti" (Triyanto Triwikromo), hingga "Malam di Kota Merah" (Toni Lesmana), "Batas Tidur" (Gede Aryantha Soethama). Dua cerpen yang terpilih sebagai "terbaik" pun "Salawat Dedauan" (Yanusa Nugroho) dan "Kunang-kunang di Langit Jakarta" (Agus Noor) Memiliki sub-genre yang sama.

Dalam kumpulan ini, ketujuh cerpen terpilih tetap dalam tegangan itu, saat mereka menjumput kembali khazanah cerita lokal, hingga logika, mitologi, dan mistisisme lokalnya. Katakanlah karya-karya mulai dari "Orang-orang Larenjang" (Damhuri Muhammad), "Pakiah dari Pariangan" (Gus tf Sakai), "Mar Beranak di Limas Isa" (Guntur Alam), "Ikan Kaleng" (Eko Triono), dan lainnya.

Cerpen Salawat Dedaunan dibungkus dalam alur sederhana dan bahasa yang mudah diikuti, tetapi memancing imajinasi yang tinggi. Kemuraman religiustas masyarakat disikapi dengan cara-cara yang amat "nglakon". berbuat adalah cara paling baik untuk mendorong sebuah perubahan sikap. kendati perubahan sikap masyarakat kemudian terjadi karena alasan berbeda, tetapi dorongan untuk berubah itu dipicu oleh tindakan tak kenal menyerah. Kurang-kurang di Langit Jakarta, mengunyah simbolisasi itu menjadi jiwa-jiwa yang melayang di setiap gedung, yang dulu menjadi situs pemerkosaan serta kemalangan yang terjadi saat kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Cerpen ini melukiskan realitas tragedi dengan cara-cara yang romantik, tetapi menggugah.




Resensi Buku:



Buku Sejenis Lainnya:
oleh Kinoysan
Rp 22.000
Rp 18.700
Galuh bener-bener nggak percaya waktu tau Rey punya gebetan lain. Yang bikin Galuh tambah kelimpungan, orang itu adalah sobatnya sendiri, Winda! ...  [selengkapnya]
oleh Isyana Artharini, dkk
Rp 35.000
Rp 29.750
Buku ini merangkum 10 naskah terbaik peserta sayembara menulis humor bertema "Kencan Pertama yang Memalukan" yang diselenggarakan oleh ...  [selengkapnya]
oleh Benny Arnas
Rp 43.000
Rp 36.550
Bakda kehancuran di daerah Danau Ranau, seperti diturunkan Tuhan, Samin menyusuri rimba Belalau di Lubuklinggau untuk bercinta dengan kecubung dan ...  [selengkapnya]
oleh Ryunosuke Akutagawa
Rp 39.500
Rp 33.575
Lukisan neraka menceritakan tentang Yoshihide, seorang pelukis besar yang sering mengabaikan nilai-nilai moral. Karya lukisannya selalu menjadi ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement