Cari berdasarkan:



Nabi Muhammad Buta Huruf atau Genius?
 


Maaf, stock buku kosong atau out-of-print.


Nabi Muhammad Buta Huruf atau Genius? 
oleh: Syekh Al-Maqdisi
> Religius » Islam » General

Penerbit :    Nun Publisher (Kayla Pustaka)
Edisi :    Soft Cover
ISBN-13 :    9789790611008
Tgl Penerbitan :    0000-00-00
Bahasa :    Indonesia
 
Ukuran :    0x0x0 mm
Sinopsis Buku:
Runtuhnya Mitos Kebutahurufan Nabi Muhammad

Ajaran bahwa Rasulullah tidak mampu baca-tulis adalah sebuah kekeliruan tafsir sejarah yang konyol. Inilah buku kontroversial yang mematahkan mitos kebutahurufan Nabi Muhammad.

Kalau ada umat yang begitu bangga menerima kenyataan bahwa pemimpin atau nabi-nya sebagai sosok yang buta huruf, itulah umat Islam. Tak ada lain. Sejak kecil, ketika seorang anak muslim mulai mengenal baca-tulis, ajaran bahwa Nabi adalah sosok yang buta huruf selalu ditekankan.

Kebutahurufannya seakan menjadi kenyataan yang patut dibanggakan dan bisa membangun kepercayaan diri umat Islam! Pertanyaannya, benarkah ajaran itu? Atas dasar apa Nabi dianggap sebagai sosok yang buta huruf? Apakah ia pernah menyatakan dirinya betul-betul tidak mampu membaca dan menulis sejak kecil hingga akhir hayatnya? Lalu, jika ada anggapan ia mampu membaca dan menulis, apakah itu akan mengurangi keabsahannya sebagai utusan Allah?

Bagi Syekh Al-Maqdisi, jawabannya cukup jelas: Ada tafsir sejarah yang keliru terhadap kapasitas Rasulullah, khususnya dalam soal baca-tulis. Dan semua itu, bersumber dari kekeliruan kita dalam menerejamahkan kata “ummi” dalam Alquran maupun Hadis, yang oleh sebagian besar umat Islam diartikan “buta huruf”.

Menurut Al-Maqdisi, “ummi” memang bisa berarti “buta huruf”, tapi ketika menyangkut Nabi Muhammad, “ummi” di situ lebih berarti orang yang bukan dari golongan Yahudi dan Nasrani. Pada masa itu, kaum Yahudi dan Nasrani sering kali menyebut umat di luar dirinya sebagai orang-orang “ummi” atau “non-Yahudi dan non-Nasrani”. Termasuk Rasulullah dan orang Arab lainnya.

Selain itu, kata “ummi” di situ juga bisa merujuk pada kata “umm” atau ibu kandung. Jadi, maknanya adalah “orang-orang yang seperti masih dikandung oleh rahim ibunya, sehingga belum tahu apa-apa”.

Dalam buku ini, Syekh Al-Maqdisi menunjukkan bukti-bukti otentik (hadis) yang menunjukkan fakta sebaliknya bahwa Rasulullah adalah sosok yang justru pintar membaca dan menulis. Antara lain, sebuah hadis yang diungkapkan Zaid bin Tsabit bahwa Nabi pernah bersabda: ”Jika kalian menulis kalimat Bismillahirrahmanirrahim, maka perjelaslah huruf sin di situ.”

Pikirkan, kalau untuk soal huruf saja ia memperhatikan, ibarat seorang editor naskah, mungkinkah Nabi seorang yang buta huruf? Buku Maqdisi ini, sekali lagi, mematahkan semua kekeliruan sejarah ini.

Selama membaca!




Resensi Buku:



Buku Sejenis Lainnya:
oleh Hernowo, M. Deden Ridwan (ed.)
Rp 32.000
Rp 27.200
Dua kunci menyelenggarakan Manajemen Qalbu : Pertama, biasakanlah sekuat daya untuk melakukan pembersihan atau pelurusan hati; dan, kedua, ...  [selengkapnya]
oleh Abu Rabbani Abdullah,SS
Rp 130.000
Rp 110.500
  [selengkapnya]
oleh Dr. Zen Muhammad Al Hadi, M.A
Rp 44.500
Rp 37.825
Manusia terciptakan dalam keadaan selalu berkeluh-kesah, mengeluh terus-menerus, dan serba salah. Ketika mendapat kesulitan dia stress, putus asa dan ...  [selengkapnya]
oleh Titin Supartinah
Rp 65.500
Rp 55.675
  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement