|
Sinopsis Buku: Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati (QS. Al-’Ankabût (29) : 57)
Ayat di atas menunjukkan bahwa seseorang tidak mungkin mengingkari adanya kematian. Ketercengangan serta kebingungan Qabil melihat peristiwa kematian saudaranya Habil adalah sebuah bukti konkret akan kematian yang selalu hinggap di setiap jiwa makhluk hidup. Tidak hanya berhenti di peristiwa tersebut, kematian terus bergulir di setiap umat, zaman, dan sejarah manusia. Syaikh Abbas Rashed berupaya mengajak kita untuk mengenal umat-umat terdahulu tentang bagaimana mereka berinteraksi dengan kematian, mulai dari manusia primitif, menuju bangsa Sumeria, lalu mengunjungi bangsa Babilonia, dan bangsa Assyrian (Asyur). Kemudian bertolak ke bangsa Mesir Kuno, lalu menyambangi bangsa India, Cina, Jepang, Yunani, Romawi, Persia, lantas menengok bangsa Yahudi, kalangan Kristiani, kemudian Islam, juga para filsuf, penyair, sastrawan dan ilmuwan Barat serta kalangan ilmuwan spiritisme. Penulis juga mencoba mengaitkan antara kematian keimanan pada akhirat (kehidupan setelah mati), pahala, dan siksa, dengan etika (moralitas), dengan turun langsung meninjau realitas kehidupan umat-umat manusia dan sejarah mereka, sambil berupaya mengidentifikasi ragam kelemahan dan penyimpangan yang menyeret mereka pada kebobrokan dan kebinasaan. Buku ini tidak membincangkan kematian sebagai kematian itu sendiri, melainkan mengaitkan kematian dengan kehidupan, akhirat dengan dunia, dan jasad dengan roh. Dengan demikian, ia tidak seperti buku kebanyakan yang hanya membicarakan kematian yang mematikan manusia di dunia sebelum ia mati. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |