|
Sinopsis Buku: Satwa: Emang Bunda enggak bisa baca sendiri? *Tatapan Ratu Elizabeth lagi. Duuhh... Gue: Ya, bisa dong. Bunda cuma mau ngetes kamu aja, kok... Salwa: *Sok-sokan menarik nafas. Bacaannya adalah: Masakan padang. Gue: Mantap. Sip, sip, sip. Bunda jadi beliin semua makanan kesukaan kamu. (Usut punya usut... Kalimat pengakuan dosa Satwa: "Bun, di mana-mana kalau ada gambar rumah yang atapnya kayak gitu, pasti masakan Padang. Enggak usah dibaca juga orang udah tahu. Ngapain repot-repot baca?" Dezig! ) Gue: Intinya adalah, kamu udah punya semua boneka hewan itu. Untuk apa beli lagi? Menuh-menuhin kamar aja. Lagian, kalau pun Bunda punya uang, mending Bunda tabung kek atau beliin beras daripada buat beliin boneka kamu terus. Satwa: Ada enggak ya boneka beras? Gue: *Ngeloyor pergi daripada kena darah tinggi. Satwa: *Mikir dulu bentar. Kata Bunda, boleh punya cita-cita banyak. Gue: Tapi kan, dokter kandungan ama dokter hewan itu enggak nyambung, Non. Satwa: Kan kelinci juga bisa hamil, Bun. Gue: *Well, you get the point there. "Anda akan terkesima, karena Anda baru saja menghabiskan sepaket nutrisi hati berjudut: Cinta utuh seorang bunda. (Etyastari Soeharto, Penikmat Buku dan Freelance Writer) "Kisah ini mewakili keterikatan batin antara ibu dan anak dari belahan bumi mana pun. Tiap bab membuncahkan rasa..." (Nikky Viand, Staf IT dan penulis antologi) Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |