|
Sinopsis Buku: Aku suka melolong.
Juga suka memakan daging. Kalau kata orang, aku baningan. Tapi aku sendiri tidak mengerti kalimat-kalimat yang mereka lontarkan. Aku suka minum darah manusia, menurutku itu lezat sekali. Rasanya seperti kepuasan, dan kepuasan itu menjalar di diri ini. Hey pak manajer!Sibuk gak lo? haha nanti jam 5 an ke rmh gw yuk! Sender: Bianca Time: 13.35/08/09/06 Ok bos.Ngga sibuk kok.Wait 4 me. Sent to: Bianca Time:13.36/08/09/06 "Maaf aku iri padamu. Maaf sayang, Tapi aku tidak bisa menahannya dan terpaksa menenggak 30 butir lithium itu. Kantuk yang ganas kembali menyerangku. Rasanya darah ingin melompat keluar dari mulutku.Waktu berhenti untuk sesaat. Tapi dia tidak sekuat itu, tidak bisa menghentikanku. Sambil terbatuk aku berkata kepada kamu, "Selamat tidur sayang." Tidakkah kau dengar itu? Angin masih memanggil namamu. Resensi Buku:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() oleh: Amang Suramang Membaca sinopsis di halaman belakang atau sepintas lalu di web ini, tidak bisa benar-benar mewakili karya cemerlang Regina Pernong ini. Setiap cerita yang ia kumpulkan dalam buku ini, seperti menyimpan kejutan yang akan memutar balik keasyikan narasi kita saat membacanya. Setiap kali cerita hampir habis, saya selalu berdebar-debar menebak apa kira-kira akhirnya. Bukan main, di tangan penulis cerita berumur 16 tahun ini, semua cerita mengalir bagai bukan dirinya sendiri yang bertutur tapi mungkin orang lain. Maka buku ini layak untuk diperhatikan untuk dibaca. ![]() Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |