|
Sinopsis Buku: "Hubungan antara Nusantara dan mainland China sudah terjalin sejak masa pra-Islam. Hubungan ini tentunya meninggalkan berbagai jejak historis penting di seluruh Indonesia dewasa ini. Buku yang ditulis oleh para ahli tentang sejarah, agama, dan kebudayaan China ini memberikan pengetahuan pen-ting kepada kita tentang bagaimana hubungan antara China dan Indonesia itu terjadi di masa lalu dan perlu ditingkatkan lagi di masa yang akan datang."
-Prof. Dr. Azyumardi Azra, Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta "Bahwa Indonesia adalah Negara ber penduduk muslim terbesar di dunia sudah umum diketahui orang. Tapi, mungkin tidak banyak orang menyadari bahwa Indonesia adalah juga "China Town" terbesar di dunia kalau boleh disebut begitu. Jalan Sutra yang dianggap sebagai "legacy" atau warisan meninggalkan jejak yang sangat kuat. Kelenteng Sam Pokong di Set marang yang pernah disinggahi Laksamana Cheng Ho seorang musllim dari Tiongkok menjadi bukti dan saksi hidup kedekatan dua peradaban besar ini. Yang datang dan berdoa di situ ya orang muslim, ya orang Tionghoa, keduanya orang Indonesia. Saya sangat yakin bahwa mayoritas orang Indonesia yang muslim dan orang Indonesia keturunan Tionghoa sangat Nasionalis. Karena itu, keduanya harus bergandeng tangan untuk memperkokoh dan memajukan negeri ini." -Hermawan Kartajaya, Founder and CEO, MarkPlus Inc. President, World Marketing Association "Buku ini mengupas Jalan Sutra sebagai saksi sejarah perkembangan peradaban masa lalu, kemudian men coba menghidupkan kembali, be rin-karnasi melahirkan Jalan Sutra baru, merintis ke arah peradaban yang akan datang." -Y.W. Junardy, President, Asia Marketing Federation Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |