|
Sinopsis Buku: Ada kecenderungan untuk memukul rata, gebyah uyah, peranakan Tionghoa sebagai golongan yang tidak peka terhadap lingkungan, egois, dan macam-macam lagi. Membaca buku ini kita akan tahu bahwa ada juga kaum peranakan yang idealis, yang berjuang demi Indonesia. Buku ini menampilkan 25 tokoh yang patut dikenang. Dari segi profesi dan pergaulan sehari-hari, mereka yang ditampilkan mencakup budayawan, pengusaha, cerdik-pandai, politisi, pejuang, sampai olahragawan.Selain politisi seperti Siauw Giok Tjhan, Tjoa Sik Ien, Yap Twan Bing, tampil pula Tan Po Gwan dari Partai Sosialis Indonesia (PSI), Ong Eng Die dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI), Dr Lie Kiat Teng dari Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Moh. Hassan (Tan Kiem Liong) dari Nahdlatul Ulama (NU).Di bidang medis ada nama dr Oen, yang HUT-nya ke-100 dirayakan pada 2003, dan dr Yap Hong Tjoen, dokter merakyat di Yogyakarta yang mendirikan Rumahsakit Mata dr Yap atas bantuan Sri Sultan HB VIII.Di bidang perfilman, teater, tonil, selain Teguh Karya dan Pak Item (Tan Tjeng Bok) diulas pula Nyoo Cheong Seng dan istrinya Fifi Young dan Fred Young.Di bidang olahraga terdapat Tan King Gwan (yang berpasangan dengan Njoo Kim Bie) turut berjuang mati-matian memboyong Piala Thomas ke Indonesia pada 1958.Tak berlebihan bila buku ini patut dibaca oleh warganegara Indonesia, peranakan atau bukan, yang mendambakan Indonesia yang lebih baik.***"Alangkah baiknya bila buku ini dibaca oleh anak-anak Indonesia generasi sekarang; dijadikan buku perpustakaan di tiap Sekolah Lanjutan Pertama atau Atas, juga di Perguruan Tinggi. Dengan demikian generasi berikutnya tidak hanya terbius oleh kisah-kisah Eddy Tanzil cs saja, tetapi juga mengetahui bahwa cukup banyak jumlah WNI yang telah berjasa bagi bumi Nusantara."--Soebagijo I.N. penulis buku Jagat Wartawan Indonesia, mantan wartawan Antara. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |