|
Sinopsis Buku: Ini dia catatan seorang fan sejati yang bakal bikin kamu heran setengah mati. Gimana coba? Catatan ini ditulis Harrys dari memorinya sejak tahun 1989, waktu dia masih berumur 9 tahun. Kisah serunya sebagai pengidola bintang sekaliber Anggun C. Sasmi, dituangkannya dengan gaya yang menarik.
Tarutung, 1989 Harrys mempunyai kegemaran yang jauh berbeda dengan anak seusianya. Dia yang hobi nonton acara musik andalan TVRI, mendadak tertarik dengan aksi panggung cewek bertopi baret-bercelana pendek-bersuara melengking. Lagu berjudul Mimpi, telah menghipnotis Harrys untuk menyisihkan uang tabungannya guna membeli kaset pita sang idola yang waktu itu masih berharga Rp 3.250. Jakarta, 19 Agustus 1997 Begitu besarnya kecintaan Harrys pada Anggun, sampai-sampai ketika dia liburan ke Jakarta dan membaca dari tabloid Nova kalau Anggun menginap di Hotel Hilton, tak henti-hentinya dia mantengin tuh hotel. “Siapa tau pas aku lewat, Anggun sedang menjemur seprai di jendela hotel,†batinnya berharap. Di catatan ini, kamu semua bakal sadar bagaimana kisah seorang fan sejati. Medan, 15 Juni 2000 @09.22 WIB Di tahun ini, mimpi Harrys kesampaian. Dia ketemu secara langsung sama yang namanya Anggun. Harrys memenangkan sayembara ngobrol bareng Anggun yang diadakan tabloid Bintang Indonesia. Tapi sayang, dia nggak punya budget buat berangkat dari Medan ke Jakarta. Penasaran gimana perjuangan Harrys tuk berangkat menemui sang idola? Jangan lewatkan episode Harrys kali ini. Dalam kata pengantarnya, Anggun kasih komentar waktu pertama kali bertemu dengan pria asal Medan ini, Bicaranya sopan, tangannya gemetaran, nggak banyak bicara, cuma bilang ke saya kalau dia sudah lama menunggu kesempatan untuk bertemu dengan saya. Tak hanya itu, di buku ini Harrys menyediakan bonus berupa tips menaklukkan hati sang idola. Mengidolakan seseorang adalah pengakuan jujur kita akan kelebihan orang lain. Mengidolakan, yang tak sebatas mengagumi, akan mengalirkan energi positif pada diri sendiri. Mengejar Anggun C. Sasmi bersama Harrys Simanungkalit tak akan membuat kita lelah, justru kita akan menemukan berjuta makna yang tak ternilai yang tercantum dalam sebuah catatan pribadi. (Butet Benny Manurung, cerpenis & penulis novel Metamorfosis Gendis) Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |