|
Sinopsis Buku: Di daerah Jalan Ganesha, saya inget SBY. Aduh, kenapa inget SBY? Ini pasti gara-gara dulu, waktu Pemilu Presiden. Waktu itu saya mencoblos dia.
Mencoblos SBY. Tapi, asli bukan bersumber dari hati nurani saya. Itu lebih karena memenuhi suruhan anak saya, yang saya bawa ikut ke dalam bilik suara. Itu disuruh Timur yang waktu itu berumur 5 tahun. Tetapi janganlah ini kita bahas banyak-banyak. ("Jalan ke Mana-Mana") "Ini Buku Berbahaya." -Prof. Dr. Bambang Sugiharto Buku ini adalah perayaan ide, karnaval anarki wacana. Semacam jaz yang improvisasi kecerdasannya begitu nakal dan semena-mena. Tidak disarankan bagi para intelektual yang arif dan bijaksana. -Prof. Dr. Bambang Sugiharto, Guru Besar Filsafat di Unpar dan ITB Pidi Baiq menyebut tulisan-tulisannya sebagia Catatan Harian atau Cacatan Harian. Saya memuatnya di suplemen �Khazanah� di Pikiran Rakyati dan menyebutnya cerita pendek. Beberapa teman protes, katanya Catatan Pidi Baiq seperti bermain kasti dengan pemukul sofball. Terserah! Dunia sudah berubah, Bung. Mungkin kita memang harus mengganti nama permainannya. -Rahim Asyik, Redaktur Khazanah Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |