|
Sinopsis Buku: Di zaman sekarang ini, dakwah itu ternyata beda-beda tipis antara profesional dan komersial. Di zaman sekarang ini, ternyata ada sekelompok perempuan yang lebih permisif untuk membiarkan suaminya berselingkuh daripada dipoligami. Di zaman sekarang ini, pertaruhan antara sekeping uang 500 rupiah yang diberikan kepada pengemis, dan selembar uang 2000 rupiah untuk membeli koran dari anak jalanan, semakin meruncing. Sekarang ini, tromol masjid di pinggir jalan berubah fungsi menjadi wadah syiar dan sarana penyaluran sedekah bagi mereka yang sibuk. Yang membuat mereka setingkat lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan polisi gopek. Dan masih tentang syiar, ada seorang ustaz dengan penampilan urakan, cuek, dan hobi naik vespa, ternyata bisa mengambil hati para bromocorah serta anak jalanan dengan cara bergaul dan menjalin kedekatan dengan mereka. “Biarin aja kalau mereka mau buka situs bokep. Nggak usah dilarang-larang. Nanti juga mereka sadar sendiri. Justru kalau melarang, jangan-jangan kita juga doyan sama yang begituan.” Itu tadi adalah beberapa cuplikan dari beragam kisah dalam buku ini. Buku ini adalah buku kedua dari Serial Manajemen Dosa, yang berisi kisah sehari-hari yang ada di sekitar kita. Buku kedua ini berbeda penyampaiannya dengan buku pertama. Buku pertama mengajak para pembaca untuk berpikir, memahami, menggali dan merenungi konsep Manajemen Dosa secara teoretis dengan aplikasi yang kekinian. Sedangkan buku kedua menyampaikan konsep Manajemen Dosa dalam bentuk kisah. Setiap kisah dalam buku kedua ini mengandung nilai yang dapat dipotretkan dalam konteks kehidupan kita. Segera temukan 27 kisah yang menggelitik logika dan nurani dalam buku ini. Buku yang akan `menampar` setiap pembacanya. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |