|
121. |
| | oleh Mira W *** Out of Print *** Bukan Salahnya kalau dia dilahirkan terlampau menarik. Bukan dosanya bila seolah-olah dia dikodratkan untuk menggoda laki-laki. Kecantikannya ibarat kutuk yang membawa bencana ke mana pun dia pergi. "Jangan ucapkan cinta lagi", kata Nisia pahit. "Dua kali aku mendengarnya dari dua pria yang ... [selengkapnya]
|
|
122. |
| | oleh Mira W *** Out of Print *** "Aku sudah menyiapkan cincin untukmu sembilan belas tahun yang lalu," gumam Tristan sambil menahan emosinya. "Setiap tahun selama empat tahun berturut-turut aku membawa cincin itu ke Zermatt. Ketika kamu tidak muncul juga, kutukar cincin itu dengan cincin kawin istriku. Tapi bahkan ketika sedang ... [selengkapnya]
|
|
123. |
| | oleh Mira W *** Out of Print *** "Cintamu kepada Salman salah alamat!""Cintamu sendiri tidak kesasar?""Keliru kalau Fani mengira Mbak masih mencintai Salman.""Jadi kamu sudah tidak mencintainya lagi tapi masih tidak rela perempuan lain memilikinya? Termasuk adikmu sendiri?"Belasan tahun Ananta menyimpan rahasia itu. Sampai suatu ... [selengkapnya]
|
|
124. |
| | oleh Mira W *** Out of Print *** "Ada wanita yang memang sudah cantik dari sananya, Na", kata ibunya sabar. "Tapi ada juga wanita yang tahu bagaimana caranya menjadi cantik". Kata-kata ibunya membesarkan hati Wina. Dan membangkitkan kepercayaan dirinya. Karena selama ini, dia selalu merasa kalah cantik dari Ira, sahabatnya. Ira ... [selengkapnya]
|
|
125. |
| | oleh Mira W *** Out of Print *** [selengkapnya]
|
|
126. |
| | oleh Mira W. *** Out of Print *** Cetak ulang ganti cover.
Rianto bukan pria idola. Tubuhnya terlalu tambun. Tidak pandai merayu. Tidak punya daya tarik apa-apa kecuali sebentuk hati yang amat lembut dan sebongkah cinta yang sangat tulus. Hidupnya yang nyaris tanpa badai berubah drastis ketika dia bertemu dengan Anggun yang ... [selengkapnya]
|
|
127. |
| | oleh Mira W. *** Out of Print *** �Akan kita kalahkan perempuan itu, Rianti. Enam tahun yang lalu Ibu sudah pernah mengalahkannya! Waktu itu, mereka juga sudah punya anak!�
�Tapi saya tidak sampai hati memisahkan mereka, Bu! Anak itu membutuhkan seorang ayah�.�
�Dan kau tidak membutuhkan suamimu, anak bodoh?�
�Tentu saja ... [selengkapnya]
|
|
128. |
| | oleh Mira W. *** Out of Print *** Cetak ulang dengan cover baru
Tak akan pernah setetes darahnya pun mengalir di tubuh anakmu!
Kamu tidak akan pernah punya anak!
Sekejam itukah kutukan seorang kekasih yang dikhianati?
Setipis itukah batas antara cinta dan dendam?
Ketika cinta telah sirna, ke mana harus dicarinya Firdaus-nya ... [selengkapnya]
|
|
129. |
| | oleh Mira W. *** Out of Print *** Ketika suaminya pergi meninggalkan dirinya, Novi terjerembap dalam kekecewaan. Tidak menyangka cinta mereka yang tanpa batas begitu cepat berlalu.
Ketika dia mengetahui suaminya terjerat seorang gadis yang sama sekali tidak menarik, Novi terempas dalam kebingungan dan ... [selengkapnya]
|
|
130. |
| | oleh Mira W. *** Out of Print *** Dia yatim-piatu yang berurbanisasi ke Jakarta. ABG yang tengah mencari jati diri. Di rumah orangtua angkatnya, dia tidak diterima oleh ibu dan saudara-saudaranya karena selalu membangkang.
Di sekolah dia selalu dijaili teman-temannya karena sikap dan penampilannya yang berlawanan arah. Akibatnya ... [selengkapnya]
|
|