|
Sinopsis Buku: Inilah Buku yang mengajak pembacanya merasakan sebuah pengalaman luar biasa memasuki wilayah penyatuan jiwa melalui tatapan mata! Ya, mata adalah jendela jiwa. Saling menatap matalah yang dipraktikkan Jalaluddin Rumi dan Syams-i-Tabriz delapan abad silam, dan yang menuntun mereka ke kenikmatan cinta suci di taman indah kesatuan ilahi.
Sembari meracik puisi-puisi dan prosa-prosa Rumi, Will Johnson menerangkan tahap demi tahap "latihan menatap sang kekasih". Inilah latihan yang mengajarkan kebersatuan spiritual yang justru diraih bukan dengan memandang "kotor" tubuh kita, melainkan melalui dan dengan tubuh ini. Alih-alih mengontraskan yang spiritual dengan yang material, buku ini merekomendasikan bahwa penyatuan fisik sekalipun akan sangat bermanfaat ketika dua orang menjelajah ranah rohani. Memandang jiwa dan badan sebagai terpisah berarti melestarikan "cara pandang" keterpisahan segala sesuatu. Padahal, "rtanah" keterpisahanlah yang memerihkan batin manusia. Dan, kalaupun orang berusaha meraih kepuasan batinnya, biasanya ia justru "memusuhi" aspek lahir dan dunianya. Karenanya, buku ini menyuguhkan argumen perlunya Anda menjajaki "tranah" kesatuan, dengan menjemput mitra latihan dan bersama-sama mengarungi samudera penyatuan, merasakan sensasi-sensasi yang melarutkan badan dan jiwa. MakaDengan begitu, Anda pun puas lahir dan batin! Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |