|
Sinopsis Buku: Buku ini berangkat dari catatan pribadi Wilson, seorang aktivis gerakan pro-demokrasi 90-an, yang dipenjara di LP Cipinang bersama aktivis PRD lainnya pasca tragedi 27 Juli 1996. Selain berisi catatan reflektif, buku ini juga menampilkan tulisan menyangkut data-data perihal dunia tertutup penjara. Wilson membuka mata kita akan realitas dari kehidupan para tapol/napol di LP Cipinang saat itu.
Karya ini menunjukkan kepada kita bahwa pemenjaraan adalah sebuah realitas normal dalam kekuasaan politik yang otoriter. Bagi Wilson dan para aktivis ini, pemenjaraan adalah konsekuensi politis yang secara sadar dianggap sebagai resiko yang harus diambil dalam memperjuangkan keadilan sosial bagi rakyat kecil dan demokrasi politik. Hanya satu kekhawatiran mereka: Kami tidak trauma dengan kebebasan; kami telah mengorbankan kebebasan untuk mencapainya. Hanya saja kami selalu bertanya, apakah pemenjaraan kami mempunyai dampak positif bagi dunia di luar kami? Dari suasana terisolasi dan pengasingan yang kami jalani, yang paling kami takutkan adalah menjadi shock terapi politik bagi orang-orang di luar penjara. Buku ini adalah cerita mengenai fakta yang sering terjadi dan digambarkan dengan nuansa aktivisme politik yang menonjol serta sensitivitas manusia. Xanana Gusmao Presiden Timor Lorosae Wilson adalah old crack bagi gerakan mahasiswa 90-an. Dia adalah kawan sekaligus guru bagiku dan kawan-kawan SMID. Darinya aku belajar banyak soal sejarah. Analisisnya tajam. Dia ensiklopedi sejarah yang hidup. Nezar Patria mantan aktivis mahasiswa korban penculikan 98 Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |