|
Sinopsis Buku: Ia tidak menggurui, tidak mau mengubah pendapat orang yang sudah punya pendirian, tetapi hanya mau berbagi perspektif. Ia membiarkan orang lain membaca pesan dengan cara pandangnya sendiri.
Dalam Still More About Nothing ini, Wimar banyak berbagi perspektif. Ia belajar dari hal-hal yang biasa terjadi sehari-hari. Dari mulai soal kakinya yang istimewa, soal temannya yang sekolah di luar negeri, soal buang gas, dan sebagainya. Menggelitik, seru, membuat kita tersenyum, berpikir, dan kemudian meresapi maknanya. Selamat membaca! Resensi Buku:
oleh: Fajar Adhi Partomo Ini adalah buku pertama karangan Wimar Witoelar yang pernah say abaca. Buku ini merupakan curahan dari seluruh kepribadian Wimar yang dituangkan ke dalam tulisan-tulisan lebih mewakili dirinya daripada tulisan mengenai politik atau akademik. Buku ini terdiri dari 6 bab yang masing-masing dari babnya bercerita mengenai bagaimana Wimar memandang sesuatu, dari sesuatu yang ringan, mengajak pembaca untuk tersenyum, berpikir, dan kemudian meresapi maknanya. Seperti cerita terdapat di buku ini dengan judul Dokter Gigi yang Ekletik. Di sini Wimar bercerita mengenai dokter gigi pribadinya, yang mempunyai cara dalam penanganan gigi. Menurut Wimar dokter giginya merupakan orang yang optimistis, menurut dokter giginya bila ada beberapa gigi yang lemah, sang dokter gigi akan berkata tidak apa-apa, karena bila ada satu yang kuat, ia bisa menjadi jangkar bagi gigi lainnya dengan teknik penguatan atau prosthesis. Sang dokter gigi sangat segan mencabut gigi sebab gigi itu mempunyai sejarah kecocokan dengan gigi lainnya. Lebih baik memanfaatkan semua gigi dan perkuat dengan berbagai cara. Gigi dipertahankan sampai ia betul-betul tidak cocok dan terpaksa dilepaskan. Dari hal ini Wimar Witoelar mencoba memetaforakan pendapat sang dokter gigi dengan hal lain yang ada di sekitar beliau, beliau hubungkan dengan management style di tempat perusahaan beliau bekerja dan jenis manusia yang bekerja di sana. Menurutnya perusahaan kecil yang sudah berjalan 15 tahun menerapkan sistem kerja dengan gaya manajemen affiliative style (Manajemen dimana mengutamakan harmoni, kerjasama, dan rasa nyaman. Pimpinan berusaha disukai rekan-rekan sebagai dasar motivasi. Manusia nomor satu, kalau perlu, tugas menjadi nomor dua). Manusia tetap menjadi nomor satu dengan segala masalah dan ketidakmampuan orang-orang didalamnya. Keuntungan dan target nomor dua karena aset jangka panjang bukanlah uang melainkan manusia. Kalau orang ingin maju sampai tidak punya toleransi lagi terhadap rekannya, ia dipersilahkan pindah ke perusahaan lain dengan rekomendasi kuat. Perusahaan tempat wimar bekerja sangat menjaga suasana harmonis sebagai tempat belajar dan tempat berteduh. Beberapa orang sudah meninggalkan perusahaan dengan baik-baik, tanpa hard feelings karena kita tahu kebutuhan setiap orang berkembang. Menurut Wimar, setelah perjalanan panjang mengerjakan banyak hal, ternyata yang paling penting dan mendasar adalah bagaimana kita sanggup mengambil pesan-pesan dari hal-hal yang paling sehari-hari. Melalui buku ini, ia membiarkan orang lain membaca pesan dengan cara pandangnya sendiri. Seperti semboyan Wimar di Twitter: �Saya tidak mau mengubah pendapat orang yang sudah punya pendirian, tapi mau berbagi perspektif pada siapa saja, dalam suasana sejuk�.� Add your review for this book!
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |