|
Sinopsis Buku: Siapakah gerangan perempuan muda itu? Ia hadir seperti partikel yang memiliki daya rekat luar biasa sekaligus membawa panorama yang meneduhkan. Area tanah kosong itu pun menjadi kediamannya untuk menebar pesona, menanam cinta, dan menyerap energi yang bersilangan di sekitarnya. Area tanah kosong dekat Tugu Pancoran yang sangat sibuk dengan suara anak-anak jalanan, suara kondektur bus kota, atau desing kendaraan.
Berdiam diri di sekitarnya seketika menghadirkan dilema menyesakkan. Di sana-sini, hilir mudik wajah gelisah anak-anak yang harus bertarung melawan kehidupan. Mereka harus meninggalkan dunianya sendiri, dunia anak-anak. Dengan penuh semangat, ia pun mendekati mereka, bersahabat dengan mereka, lalu melangkah bersama mereka, meniti arus yang bergetar melawannya. Anak-anak pun menyambut dengan suka cita lalu melakukan sebuah kegiatan di setiap sore. Bermodal cinta, kecemerlangan otak, dan ketegaran jiwa, ia dapat berlalu lalang dengan bebas di antara mereka. Perlahan namun pasti, area tanah kosong itu pun berubah warna. Setiap sore, terdengar suara celoteh mereka yang bertanya tentang banyak hal, terdengar nyanyian Indonesia Raya, dan terkadang lantunan suara anak-anak yang mengaji. Sttt� perempuan muda itu bernama: Ziza! Sungguh, sebuah novel dengan lanskap yang sangat menarik untuk kita simak! Menghentak dan sanggup menggedor-gedor sisi terdalam kemanusiaan kita! Ia adalah matahari sekaligus rembulan bagi anak-anak. Saat memulai kegiatan di area tanah kosong, ia menatap langit. Lalu katanya, �Terkadang Tuhan memulai sesuatu dari hal yang tak terduga atau hal yang tak bermakna.� Ia ingin membuktikan itu. Sesungguhnya, mereka ialah anak-anak langit yang selalu berharap datangnya wajah rembulan dan cahaya matahari. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |