|
Sinopsis Buku: Burung Gagak Pelangi menerima tongkat api dari Sang Pencipta, mengucapkan terima kasih, lalu terbang kembali ke Bumi. Api itu terus menghangatkannya saat ia turun dari surga. Ketika ia melewati Matahari, ekornya terbakar, dan mengubah bulu indahnya yang berkilauan menjadi hitam. Ketika melewati Bulan, seluruh tubuhnya menghitam terkena jelaga tongkat api yang dibawanya. Ketika memasuki langit dan menembus awan, asap masuk ke tenggorokannya, mengubah suara indahnya menjadi parau.
Akhirnya, Burung Gagak Pelangi mendarat di Bumi yang beku. Ia segera menyerahkan tongkat api kepada para binatang supaya mereka dapat melelehkan salju dan menghangatkan diri. Tetapi Burung Gagak Pelangi sendiri sangat sedih karena bulu-bulunya menghitam dan suaranya menjadi serak. Tiba-tiba sentuhan lembut angin menerpa wajahnya; ia menengadah, melihat Sang Pencipta turun ke arahnya. "Jangan sedih, Gagak Pelangi," kata Sang Pencipta. "Semua hewan akan menghormatimu karena pengorbananmu bagi mereka. Manusia pun tidak akan memburumu karena Aku telah membuat rasa dagingmu seperti asap sehingga tidak enak dimakan. Bulu hitam dan suara paraumu akan membuat mereka enggan menangkap dan memeliharamu dalam sangkar. Jadi, kau dapat hidup dengan bebas." Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |