CATEGORY

Sejak Soeharto lengser, sudah empat kali presiden berganti. Para menteri, pejabat tinggi, dan anggota dewan juga tak terhitung yang naik dan turun dari panggung politik republik ini. Selama 13 tahun gerakan reformasi, sudahkah Indonesia berubah? Reformasi ataukah “Repotnasi”? Buku ini memberi kesaksian: merekam gejolak politik dan ingar-bingar peristiwa-peristiwa besar di Indonesia 1998-2011.

Disajikan secara faktual dan karikatural, kita akan melihat bagaimana dan sejauh mana bangsa ini melangkah. Sangat penting dan menggugah. Bisa jadi bahan introspeksi para elit penguasa sekaligus pengingat kolektif karena kita adalah bangsa pelupa. Agar tidak dua kali “kehilangan tongkat” atau “jatuh lagi ke jurang yang sama.” Sebagai kronik, buku ini mengurai peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak tahun 1998-2011. Bukan hanya peristiwa politik, sebagaimana judulnya, melainkan beragam hal yang pada gilirannya menjadi bagian dari politik.

Dengan membaca buku ini, perjuangan melawan lupa dalam politik Indonesia bisa dilestarikan. Buku yang layak dibaca oleh penjelajah pikiran di zaman yang kian instan ini… —Indra J. Piliang, Direktur The Indonesian Institute Sejak tahun 1998 sampai 2011 telah banyak kejadian menimpa Indonesia. Namun, otak kita terlalu kecil untuk bisa merekam berbagai peristiwa penting masa lalu.

Kehadiran buku ini sangat membantu ingatan kita yang terbatas itu. Dengan latar belakang jurnalis, Bung Zaenuddin HM cukup kritis dalam memotret berbagai peristiwa penting yang terjadi dalam rentang waktu 1998-2011 mulai dari peristiwa sosial, politik, hukum, ekonomi, sampai peristiwa alam seperti gempa dan tsunami, lengkap dengan karikaturnya. Uraiannya yang singkat dalam setiap subtopik membuat buku ini enak untuk dibaca dan perlu. Zaenuddin HM adalah jurnalis senior koran politik Rakyat Merdeka (Holding Jawa Pos Group). Lahir di Jakarta 25 Maret 1966. Menulis sejak masa kuliah tahun 1980-an dan kemudian terjun ke dunia jurnalistik. Selain memimpin dan mengelola surat kabar, ia juga menggeluti dunia perbukuan.