|
Sinopsis Buku: "Kamu akan kehilangan kebahagiaan kalau kamu terlalu banyak berpikir tentang harem, batasan dan aturan, Sayangku," demikian Nenek Yasmina berkata. "Tujuan tertinggi dalam hidup perempuan adalah kebahagiaan. Jadi, jangan habiskan waktumu untuk mencari batas-batas yang begitu tegas dengan kepalamu."
Untuk membuatku lebih santai, Nenek Yasmina lalu meloncat ke atas, berlari ke tembok, dan pura-pura membenturkan kepalanya ke dinding sambil berteriak, "Aduh! Aduh! Tembok ini musuhku!" Aku tertawa, dan belajar bahwa kebahagiaan masih dalam jangkauan. Kebahagiaan sangat mungkin dirasakan, betapapun di harem. Harem barangkali memang sebuah kungkungan, dan akan selalu dipersepsi seperti itu. Namun di haremnya, Fatima bergaul dengan perempuan-perempuan luar biasa -- mereka yang kearifannya menjadi jendela bagi Fatima kecil untuk melihat dunia. Mereka yang hanya memiliki sedikit kebebasan, namun kaya oleh indahnya kebersamaan dan mimpi-mimpi. Mereka yang mengatakan bahwa selalu ada sepetak langit biru di atas tembok harem. Mereka yang mengatakan, jangan melihat ke bawah, pandanglah terus ke atas dan ke atas, lalu terbanglah. Ciptakan sayap-sayap. Melalui penuturan Fatima kecil, Perempuan-Perempuan Haremku membawa Anda mengenal perempuan-perempuan luar biasa itu, serta kisah-kisah mereka yang memahat pribadi Fatima, menjadikannya "burung dengan sayap merentang bebas" seperti gambar dalam karya bordir mereka. Fatima Mernissi mungkin merupakan sarjana feminis di Timur Tengah yang paling populer. Lahir pada 1940 di Fez, Maroko, setelah mempelajari ilmu politik dan sosiologi di Universitas Mohammad V, dia mengajar di universitas tersebut sejak 1974 hingga 1980. Dia produktif sekali menerbitkan karya-karya baik dalam bahasa Prancis maupun Arab. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |