|
Sinopsis Buku: Namun tidak seperti Alexander Stobbs berusia 19 tahun yang menderita cystic fibrosis sejak lahir. Baginya, setiap hari bisa menjadi akhir hidupnya. Seperti diungkapkannya dalam film dokumenter yang mendapat nominasi Bafta, A Boy Called Alex.
Anda tidak akan bisa memperlihatkan kemampuan Anda jika punya rasa takut. Benar-benar kisah yang penuh inspirasi tentang seorang musisi yang bertekad menjalani mimpi-mimpinya, Alex membawa kita dalam perjalanannya ketika ia bertahan hidup sepanjang hari dengan obat-obatan dan perawatan, sementara ia juga mempersiapkan mimpi berikutnya: memimpin orkestra St Matthew Passion-Bach selama 3 jam. Segala sesuatu yang kita anggap sudah semestinya adalah sebuah perjuangan bagi Alex-makan, tidur, bahkan bernapas. Tekadnya untuk menikmati hidup sepenuhnya, terus-menerus berjuang keras untuk mencapai kesempurnaan dalam permainan musiknya, beradu dengan ketatnya pengobatan dan perawatan yang melelahkan tiap hari, sungguh-sungguh membuatnya tetap bertahan hidup. Namun, ia belum menggapai beberapa cita-citanya yang luar biasa. Sebagai pelajar Eton, ia juga mendapat beasiswa musik tambahan di King`s College, Cambridge. Kisah dibuka oleh ibunya, Suzanne, catatan kehidupan Alex yang tanpa kepastian, mendorong kita semua untuk membuat hari demi hari lebih berarti. Saat ini Alex adalah mahasiswa yang bergabung dalam paduan suara di King`s College, Cambridge. Di sana ia banyak menafsirkan nada musik. Ia tinggal bersama keluarganya di Kent dan ini adalah buku pertamanya. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |