|
Sinopsis Buku: PASKAH
Gelap menajam, Cahaya kusut - tersapt kabut merapat Angin sebentar diam. Cuaca mati, tapi hawa menyengat Lalu seperti senyap. Jam memberat - tersendat di dua belas lewat Dan sebelum yang ketiga, tubuh itu meneteskan darah! (dari Gethsemane, Bagian 1 paskah: Agnus Dei, Miserere nobis, Wendoko) ... Puisi-puisi Wendoko lebih bermain dengan teks dan konteks, interseksualitas, juga interkontekstualitas. Teks-teks itu dipunguti, dilepaskan dari konteks bangunan wacana asalinya yang lebih besar, dan diletakkan dalam konteks baru. Semacam penulisan kembali.... Bambang Sugiharto Penyair Indonesia masa kini yang menulis lirik menghadapi medan yang tidak mudah dilewati begitu saja. Ia harus berurusan dengan teknik dan gaya berpuisi yang sudah kokoh, yang dikembangkan oleh beberapa penyair sebelumnya. Dalam buku ini, Wendoko mencoba melewatinya dengan mencoba menampilkan dialog antara suasana religius dan gerak alam. Sapardi Djoko Damono Membaca kumpulan puisi ini ((Oratorium ) Paskah); saya terharu atas kehalusan pribadi penyairnya. Saya belajar daripadanya mengenai suara hatinya.... Ramadhan K.H. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |